jpnn.com - SIMALUNGUN - Dinas Perikanan dan Peternakan Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumut, membentuk tim khusus pengawasan kondisi hewan kurban untuk memantau pasar penjualanan di daerah itu.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanter) Pemkab Simalungun Jarinsen Saragih mengatakan, tim itu terdiri dari dokter dan mantri hewan yang akan mengecek langsung lembu atau sapi dan kambing yang dijual di 31 kecamatan.
BACA JUGA: Martapura Jadid Bakal Kalahkan Putrajaya Malaysia
“Sejauh ini, kami belum menemukan masalah kesehatan hewan yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha 1435 Hijriah,” kata Jarinsen di Pamatang Raya, seperti diberitakan Metro Siantar (Grup JPNN).
Tim, kata Jarinsen, telah memantau dan melakukan pemeriksaan hewan kurban di pusat pasar penjualanan ternak di Kecamatan Purba, Gunung Malela, Tanah Jawa dan Bandar.
BACA JUGA: Teknisi Heli Tewas Telungkup di Atas Toilet Hotel
“Tim akan terus keliling ke kecamatan-kecamatan sampai menjelang hari ‘H’,” tegas Jarinsen yang menyampaikan pihaknya belum memperoleh jumlah hewan kurban yang disembelih nantinya.
Suhardi (47 tahun), peternak lembu di Kecamatan Gunung Malela, menyampaikan apresiasi atas kepedulian pemkab yang melakukan pengecekan kondisi hewan kurban.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Harga Sapi Tembus Rp 10 Juta per Ekor
“Kami dukung, soalnya ini untuk hewan ibadah dan dikonsumsi, jadi harus benar-benar sehat,” ujar Suhardi.
Dia mengimbau para peternak dan pedagang untuk tidak menjual hewan kurban yang tidak layak hanya untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari konsumen.
Hal serupa terjadi di Pematangsiantar. Harga lembu mencapai lebih dari Rp10 juta per ekor, naik 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Harganya setiap tahun naik, karena biaya pemeliharaan dan transportasi untuk mendatangkan atau mengirim hewan tersebut ke pembeli juga cukup tinggi,” kata Suparman (46), salah seorang pedagang hewan kurban, Kamis (25/9).
Warga Nagori (Desa) Silinduk, Kecamatan Gunung Maligas itu menyebutkan bahwa lembu dengan berat 80 kilogram harganya mencapai Rp10 juta per ekor untuk kawasan Siantar-Simalungun.
“Kalau untuk luar kota, seperti Asahan, Tanjungbalai, kami jual Rp12 juta per ekor. Harga ini termasuk ongkos kirim,” kata Suparman.
Sementara hara lembu dengan berat 70 kilogram mulai dari Rp7,5 juta sampai Rp9 juta, tergantung pada jauh dekatnya dari tempat pedagang dan pemesanan, katanya. Meskipun naik cukup tinggi, kata Suparman, permintaan konsumen untuk memesan hewan kurban pada Idul Adha tahun 2014, tetap meningkat.
“Saya kewalahan dan terpaksa memesan sama kawan. Harganya beda sedikit tapi tidak masalah, untuk jaga pelanggan,” kata Suparman.
Sementara harga hewan kurban kambing yang umurnya sudah memenuhi syariat dan sehat mencapai Rp1,6 juta sampai Rp1,7 juta, mengalami kenaikan Rp300 ribu sampai Rp500 ribu.
“Semua kebutuhan sehari-hari naik, jadi kami juga menaikkan harga, senang sama senang, yang penting tidak mengambil kesempatan,” kata Suhardi (38), pedagang hewan qurban kambing di Nagori Purbasari Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun. (lud/des)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Resmikan Gedung Sumbangan Pengusaha
Redaktur : Tim Redaksi