OPEC+ Beri Sinyal Tak Sedap, Awas Gejolak Harga

Rabu, 05 April 2023 – 06:48 WIB
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan pemerintah mengantisipasi risiko kenaikan harga minyak global. Ilustrasi: ANTARA/HO-Pertamina

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan pemerintah mengantisipasi risiko kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa hari terakhir.

Sebab, OPEC+ berencana untuk memangkas produksinya.

BACA JUGA: Kabar dari OPEC Bikin Harga Minyak Dunia Meroket Lagi, Wow!

Oleh karena itu, ke depan, Febrio menegaskan pemerintah terus menjaga stabilitas harga jelang HKBN Ramadan dan Lebaran.

"Pemerintah pusat dan daerah akan terus memonitor harga dan ketersediaan pangan serta melakukan berbagai kebijakan intervensi, di antaranya melalui operasi pasar dan pasar murah bahan pangan pokok, serta memperkuat stok pangan dan kelancaran distribusi pasokan," beber Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (4/4).

BACA JUGA: OPEC Memberi Peringatan Serius, Harga Minyak Dunia Kembali Melonjak

Menurutnya, program tambahan bantuan sosial beras juga akan mulai bergulir akhir Maret untuk mengendalikan tekanan harga di pasar domestik dan menjaga akses pangan pokok masyarakat.

Sebab, Kemenkeu menilai inflasi pada periode Ramadan 2023 terkendali dengan baik.

Febrio mengungkapkan inflasi yang stabil pada momen Ramadan tahun ini terlihat dari angka inflasi Maret 2023 yang sebesar 4,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), menurun cukup signifikan dari bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen (yoy).

Inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) juga mampu diturunkan secara signifikan dari sebelumnya 7,62 persen (yoy) pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen (yoy) pada Maret 2023. Meskipun demikian, secara bulan ke bulan terjadi sedikit kenaikan harga pada beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan seiring naiknya permintaan.

Selain dari sisi pangan, perlambatan inflasi secara umum juga didorong oleh melambatnya komponen inflasi inti, yaitu sebesar 2,94 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi inti Februari 2023 yang sebesar 3,09 persen (yoy). Perlambatan terjadi hampir di semua kelompok barang dan jasa seiring menurunnya tekanan harga komoditas global.

Inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered price) juga tercatat 11,56 persen (yoy), melambat dari bulan Februari yang mencapai 12,24 persen (yoy), di antaranya dipengaruhi oleh penurunan tarif air PAM.

Febrio menambahkan terkendalinya harga buah hasil pengendalian harga pangan menjelang Ramadan yang dilakukan pemerintah.

Peran Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga sangat krusial, terutama dalam memastikan kecukupan dan ketersediaan pasokan berbagai bahan pangan pokok.

"Stabilitas harga pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) menjadi kunci penting dalam menjaga ketahanan pangan dan daya beli masyarakat,” pungkas Febrio.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler