Pemimpin Oposisi Australia Bill Shorten meminta Pemerintahan pimpinan Perdana Menteri Malcolm Turnbull secara serius mempertimbangkan untuk mengirim beberapa pencari suaka yang tertinggal di Pulau Manus ke Selandia Baru.
Perdana Menteri baru Selandia Baru, Jacinda Ardern, memperbaharui tawaran pendahulunya, John Key, untuk memindahkan 150 pencari suaka yang saat ini berada di pusat penahanan lepas pantai Australia.
BACA JUGA: ASEAN Harus Buat Road Map Untuk Rohingya
Bill Shorten adalah pemimpin partai Buruh di Australia sementara Jacinta Arden juga berasal dari partai buruh di Selandia Baru.
Pusat penahanan di Pulau Manus secara resmi ditutup pada hari Selasa dengan pemotongan penyaluran air makanan, walaupun sekitar 600 orang tetap berada di dalam fasilitas tersebut, dengan mengatakan mereka tidak merasa aman di akomodasi pengganti.
BACA JUGA: Salju Turun di Tasmania Setelah Rekor Oktober Paling Hangat
Pemerintah Papua Nugini mengatakan tanggung jawab Australia untuk menangani pengungsi yang tidak ingin bermukim di PNG.
Shorten mengatakan advokasinya untuk kesepakatan pemukiman kembali dengan Selandia Baru seharusnya tidak dipandang menempatkan "penyelundup manusia kembali berbisnis".
BACA JUGA: Pameran Perhiasan Berlian Cartier di Canberra
"Australia tidak dan tidak boleh menjadi pilihan pemukiman kembali, tapi [Perdana Menteri Malcolm] Turnbull bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan negara lain mengenai pilihan pemukiman kembali," kata Shorten kepada ABC.
Turnbull akan bertemu dengan Ardern pada hari Minggu di Sydney dan isu tersebut diperkirakan akan dibahas.
"Dia harus berbicara dan melihat apakah tawaran ini bisa berjalan," kata Shorten.
"Ada kesamaan yang kuat antara rencana ini dan kesepakatan dengan Amerika Serikat.
"Tentu saja, perlu ada syarat-syarat, tapi kita harus memberikan pertimbangan serius atas usulan konstruktif ini untuk membantu mengakhiri situasi putus asa dia Manus." Asylum seekers in Manus Island detention centre say they don't feel safe 31 Oct 2017 Posisi pemerintah tidak akan goyah
Awal pekan ini, Menteri Alan Tudge mengatakan laporan pencari suaka terlalu takut untuk meninggalkan pusat penahanan dan pindah ke tempat akomodasi baru seharusnya tidak diterima bulat-bulat.
"Ada orang-orang dari fasilitas Pulau Manus yang melakukan perjalanan ke tempat lain ini secara rutin, kadang untuk belanja," kata dia.
"Kadang-kadang mereka sudah tinggal di fasilitas baru itu dan kemudian kembali ke fasilitas Pulau Manus yang lama tempat mereka tinggal secara permanen untuk beberapa saat terakhir." Seorang pencari suaka di Pulau Manus menggali tanah untuk mencari air.
Supplied: Behrouz Boochani
Menteri Imigrasi Peter Dutton juga menegaskan kembali kalau pemerintah tidak akan mempertimbangkan pemukiman kembali di Australia.
"Kami tidak akan bergeming dari posisi kami karena ini demi kepentingan nasional untuk menjaga kebijakan yang ada," katanya kepada stasiun radio 2GB Sydney.
"Orang-orang ini bisa kembali ke negara asal mereka jika ditemukan mereka bukan pengungsi atau mereka dapat menetap di PNG seperti yang dilakukan banyak orang sebelumnya."
Menteri Luar Negeri oposisi Penny Wong mengatakan kepada ABC bahwa Pemerintah perlu terus mengupayakan pilihan negara-negara ketiga untuk pemukiman kembali.
"Sangat menyedihkan melihat apa yang terjadi pada Manus, dan sangat menyedihkan jika melihat cara Pemerintah memilih untuk mengoperasikan fasilitas ini," kata dia.
LIhat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Australia Didakwa Atas Pembunuhan Anggota Khmer Merah Kamboja