jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menginginkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dimanfaatkan secara maksimal penggunaannya.
Karena itu, ke depan lsintan akan dipasangi global positioning system (GPS) tracking system untuk memantau penggunaannya oleh petani.
BACA JUGA: Petani Tuban Tolak Impor Jagung
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, selama ini pemantauan dilakukan dengan manual. Sehingga tidak terpantau secara maksimal.
"Melalui perangkat pelacak ini, alsintan di seluruh Indonesia bisa dipantau secara real time sesuai nomor registrasi dan alokasi wilayah penempatannya," ujar Sarwo Edhy, Kamis (14/2).
BACA JUGA: Mentan Geregetan Ada Kalangan yang Politisasi Pangan Jelang Pilpres
Sarwo Edhy mengungkapkan, GPS tracking system bertujuan memantau alsintan sebagai ‘barang modal’ yang harus dikonsolidasi pemanfaatannya.
Selain itu, dapat berkembang sebagai modal usaha untuk mengembangkan usaha pelayanan jasa Alsintan (UPJA).
BACA JUGA: Banjir Jagung 50 Ribu Hektar di Tuban, Mentan : I Love You Full Petani
“Saat ini kami siapkan dashboard untuk monitor traktor roda empat dan excavator kepada pihak ketiga untuk menyiapkan hardware dan software-nya. Traktor roda dua juga kami coba install aplikasi serupa,” kata Sarwo Edhy.
Menurut dia, GPS tracking system akan bekerja sesuai nomor registrasi dan alokasi wilayah yang dicatat software, misalnya ke Sumatera Selatan akan terpantau dari nomor urut sesuai jumlah alokasi Alsintan. Kemudian terpantau kinerjanya setiap waktu secara real time.
“Dari nomor registrasi akan terpantau kinerja. Mati atau hidup mesinnya. Kalau Alsintan hidup, apakah stationer (diam) atau dipakai bekerja. Juga terpantau berapa luas pemanfaatan untuk olah tanah, olah tanam, pemupukan hingga panen. Luasan lahan juga terpantau karena ada rumus untuk kinerja tiap Alsintan, kita hitung dari jam kerja dan faktor koreksi, karena ada rumusnya. Misalnya, satu jam TR4 bekerja di Sumsel tentu berbeda kalau dipakai di Jawa,” jelasnya.
Dia menambahkan, Ditjen PSP telah menetapkan kapasitas kinerja Alsintan per hari, yakni traktor roda dua (TR2) sekitar 0,3 hektare, traktor roda empat (TR4) seluas 2 hektare; combine harvesterkecil atau CHK 0,6 hektare; CH ukuran sedang 1,2 hektare; dan CH besar seluas 2 hektare.
Kementan, melalui Ditjen PSP, telah menyalurkan bantuan Alsintan sebanyak 423.197 unit. Tahun 2014 bantuan hanya 23.401 unit, tahun 2015 meningkat menjadi 62.744 unit. Tahun 2016 meningkat tiga kali lipat menjadi 174.487 unit, kemudian tahun 2017 disalurkan sebanyak 92.256 unit dan tahun 2018 sebanyak 70.309 unit.
Alsintan saat ini memang menjadi kebutuhan dalam budidaya pertanian karena tenaga kerja sektor pertanian berkurang. Apalagi, tenaga kerja muda masih enggan terjun ke sektor pertanian, sehingga upah tenaga kerja menjadi mahal.
Untuk memastikan kesiapan petani menggunakan alat pertanian modern, pihaknya akan mendorong daerah untuk menggelar pelatihan please Alsintan ini. Dengan melatih petani menggunakan alat mesin tanam padi modern, baik operator maupun teknik pemeliharaannya.
"Pelatihan ini dibutuhkan karena menurunnya tenaga buruh tanam padi. Mesin tanam padi modern sebagai solusi untuk program percepatan tanam serta tanam padi secara serentak. Mengingat petani belum maksimal mengoperasikan mesin, sehingga perlu diberi pelatihan," pungkasnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Dorong Pemda Keluarkan Regulasi Perlindungan Lahan Pertanian
Redaktur : Tim Redaksi