jpnn.com, BANYUASIN - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana, menyerahkan bantuan pompa kepada petani di dua desa yaitu Desa Telang Jaya, Kec.Muara Telang dan Desa Saleh Agung Kec. Air Saleh Kabupaten Bayuasin Sumatera Selatan, Rabu (20/12).
Penyerahan pompa ini merupakan kerjasama kementan dengan PT Pilar Agro PT. Kubota dan PT.Buyung. Pompanisasi dengan kapasitas besar (3000 - 3500 m3/jam) untuk mengatasi Kendala air di daerah Pasang surut yg selama ini hanya bisa bercocoktanam satu kali dalam satu Tahun dimusim penghujan, untuk menjadi 2 sampai 3 kali se Tahun.
BACA JUGA: Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Kementan Kembangkan PATB
Sumatera Selatan memiliki potensi Lahan Pasang surut 223 ribu ha yang rata-rata masih IP 100 dengan provitas masih dibawah 4 ton/Ha. Bantuan Pompa Sentrifugal kapasitas besar ini dipasang sejak bulan juli 2017 dan Petani Lahan Pasang surut di Telang Jaya dan Air Salek Banyuasin dapat membantu Petani melakukan IP 200 di bulan September dapat tanam seluas 1217 ha dan hari ini mulai panen.
Pompanisasi nantinya akan dilanjutkan sinergi dengan kementan pada Program Optimalisasi Lahan Pasang Surut dan Rawa Lebak di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018. Tahun 2017, Ditjen PSP memprogramkan optimalisasi lahan rawa, Lebak, Pasang surut seluas 3.000 hektar dan telah menunjukkan hasil peningkatan IP dari 100 menjadi 200.
BACA JUGA: Kementan Kembangkan PATB demi Angkat Kesejahteraan Petani
Menurut Dadih Permana, kegiatan optimalisasi lahan pasang surut, Rawa, lebak di Sumatera Selatan dilakukan dengan Penataan dan pengelolaan air dengan pembuatan polder, kanal dan jaringan irigasi terrier/jaringan irigasi di tingkat usaha tani serta pompanisasi untuk cluster 100 - 200 Ha.
Pompa digunakan untuk membuang air saat lahan kelebihan air dan memasukan air pada kanal yang berfungsi sebagai long storage saat musim kemarau. Oleh sebab itu, fungsi pompa ini sangat penting untuk meningkatkan Indek Pertanaman (IP). Dengan bantuan pompa, lahan rawa, lebak, Pasang surut yang biasanya hanya dapat ditanami satu kali setahun, sekarang sudah bisa ditanami 2-3 kali satu tahun (IP2-3).
BACA JUGA: Kementan Gandeng FAO Cegah Zoonosis
"Setelah dilakukan pengelolaan tata air di lahan rawa, lebak, Pasang surut, terus kami lakukan peningkatan produktivitas dengan menggunakan benih unggul, pemupukan yang tepat dan berimbang serta pengendalian hama-penyakit tanaman (OPT). Hal ini dilakukan melalui penyuluhan dan pengawalan oleh Penyuluh Pertanian dibantu Babinsa", jelas Dadih Permana.
Panen Perdana di Lahan Optimalisasi
Program optimalisasi lahan Pasang surut di Sumatera Selatan telah menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ketika Dirjen PSP melakukan panen perdana di Desa Telang Jaya dan Bintaran Kab banyuasin seusai menyerahkan bantuan pompa di Desa Telang Jaya.
Produksi padi dari panen perdana di desa Telang Jaya sekitar 5 - 6 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektar. Produksi ini jauh meningkat dibandingkan dengan produktivitas sebelum dilakukan optimalisasi.
Sementara, hasil panen perdana di Desa Bintaran juga menunjukkan yang menggembirakan yaitu sekitar 6 ton GKP per-hektar. Melihat hasil panen dari lahan rawa yang sudah dioptimalisasi ini, Dadih Permana semakin optimis bahwa Sumatera Selatan akan terus berkontribusi untuk memantapkan swasembada beras yang berkelanjutan.
"Keberhasilan optimalisasi lahan rawa, lebak, pasang surut di Sumatera Selatan akan mendorong semangat kita untuk mereplikasi optimalisasi di provinsi lain seperti di Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua. Tahun 2018, Kementan akan melakukan optimalisasi lahan Rawa, lebak, Pasang surut seluas 51.200 hektar di Lima provinsi yakni Sumsel, Jambi, Kalsel, Kalteng dan Kalbar,” jelasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Amran: Ini Padi Varietas Baru, Anti-Wereng!
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh