jpnn.com, JAKARTA - Pelaku usaha ritel optimistis aliran dana THR (Tunjangan Hari Raya) dan gaji ke-13 PNS, anggota TNI/Polri, dan pensiunan tahun ini mampu merangsang pertumbuhan daya beli yang melambat sepanjang kuartal satu 2018.
Peningkatan konsumsi ritel selama masa lebaran diprediksi mampu mencapai angka 20 persen. Sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang tercatat 16 persen.
BACA JUGA: MenPAN-RB Pastikan Honorer Tidak Dapat THR
”Peluang peningkatan ini momentum yang tak dapat diulang. Sehingga kita harapkan tidak terlewatkan. Pemerintah juga harus terus menjaga keamanan dan stabilitas supaya masyarakat pede berbelanja,” ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, seperti diberitakan Jawa Pos.
Menurut Tutum, angin segar peningkatan daya beli tersebut akan merata di semua sektor ritel. Mulai dari kebutuhan produk sandang hingga pangan. Menurut data Aprindo pada tahun-tahun sebelumnya, penjualan produk fashion bisa meningkat hingga 100 persen, kebutuhan barang sehari-hari meningkat 30-40 persen, serta sektor food and beverages yang meningkat 20-30 persen.
BACA JUGA: Menteri Asman: Awal Juni THR PNS Cair
”Semua terdorong untuk mengkonsumsi. Maka ini adalah perangsang penjualan yang penting. Produksi akan naik, order barang mentah akan naik semuanya akan naik dan orang jajan lebih berani, penjualan lebih banyak,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey juga menyampaikan bahwa pihaknya berharap banyak stimulus THR dan gaji ke-13 benar-benar menjadi momentum baik untuk mengangkat kinerja ritel. ”Pada momentum itu, kenaikan ritel menyumbang sekitar 45 persen dari total pendapatan sepanjang tahun,” ujar Roy.
BACA JUGA: 736 Ribu Guru Honorer Tak Dapat THR, Begini Kata MenPAN-RB
BACA JUGA: MenPAN-RB Pastikan Honorer Tidak Dapat THR
Menurut Roy, kinerja ritel sampai kuartal pertama 2018 ini belum cukup menggembirakan. Pada dua bulan awal di tahun 2018, pertumbuhan ritel di Indonesia melambat 1 persen, padahal di periode yang sama di tahun lalu, pertumbuhan ritel tercatat sebesar 2,5 persen.
”Produktivitas masyarakat menengah ke bawah sedang melambat, sementara yang menengah atas ada sentimen negatif dari kondisi ekonomi global sehingga mereka semakin menahan konsumsi,” tambah Roy.
Di lain pihak, Nielsen Company lndonesia memprediksi pertumbuhan penjualan sektor ritel kuartal dua 2018 mencapai 20 persen. Hal tersebut juga didasari karena aliran dana THR tahun ini ditambah dengan tunjangan-tunjangan lain, sehingga dipercaya dapat mendorong daya beli. (ken/wan/agf)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baca Nih, Info Terbaru soal Pencairan THR PNS
Redaktur & Reporter : Soetomo