Orang Ini Sering ke Rumah Pimpinan Khilafatul Muslimin, Kalimatnya Blak-blakan

Jumat, 10 Juni 2022 – 09:42 WIB
Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja saat tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (7/6). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar menilai penangkapan yang dilakukan polisi terhadap pemimpin kelompok Khilafatul Muslimin bukan langkah yang tepat.

Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap pihak Polda Metro Jaya pada Selasa (7/6).

BACA JUGA: Pak RW Ungkap Kegiatan Anggota Khilafatul Muslimin Solo Selama 6 Tahun

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan Abdul Qodir Hasan Baraja ditangkap dalam kasus penyebaran berita bohong dan aktivitas Khilafatul Muslimin yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

Al Chaidar menilai keberadaan Khilafatul Muslimin tidak mengancam eksistensi NKRI.

BACA JUGA: Khilafatul Muslimin

"Menurut saya penangkapan itu kurang tepat karena kegiatan kelompok itu tidak ada yang bersifat mengancam negara," ujar Al Chaidar saat dihubungi JPNN.com, Jumat (10/6).

Menurut alumnus FISIP Universitas Indonesia itu, kelompok Khilafatul Muslimin tidak berniat untuk menggantikan ideologi Pancasila dan tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

BACA JUGA: Wahyu Terlilit Utang Rp 3 Miliar Merekayasa Kecelakaan Motor, Siapa Dia? Ternyata

"Saya kira, sebaiknya Abdul Qadir ini segera dilepaskan untuk mencegah munculnya reaksi-reaksi negatif yang tidak diharapkan," ujarnya.

"Menurut saya, ini kezaliman atau abuse of power yang dilakukan oleh pemerintah," kata Al Chaidar.

Pengamat dari Universitas Malikussaleh itu mengatakan, dia tidak pernah melihat adanya indikasi radikalisme dalam kelompok tersebut.

"Selama penelitian yang saya lakukan terhadap kelompok Khilafatul Muslimin itu saya tidak melihat adanya radikalisme," ungkapnya.

"Hubungan mereka dengan NII (Negara Islam Indonesia) adalah hubungan masa lalu karena mereka sudah mengatakan mereka kapok dan bahkan menganggap NII itu sesat. ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) juga mereka anggap sesat," ujarnya.

Al Chaidar menyebut konsep yang dipahami Khilafatul Muslimin adalah khilafah bersifat eufemistik di mana konsep tersebut sebenarnya sudah dimanipulasi dan terdegradasi.

"Menurut mereka (Khilafatul Muslimin) khilafah itu bukan negara dan kekuasaan. Khilafah itu adalah jemaah. Mereka juga beranggapan bahwa melanggar Pancasila adalah berdosa dan bisa masuk neraka," ujarnya.

Dia juga mengakui bahwa masa lalu Abdul Qadir Hasan Baraja memang terlibat dalam aksi terorisme, tetapi sudah berubah dan ingin membuat gerakan yang baru.

"Saya kenal dekat dengan Ustaz Abdul Qadir dan sering ke rumahnya. Di masa lalunya memang dia terlibat dengan teroris dan sekarang sudah jera. Dia merasa bahwa dia perlu membangun sebuah gerakan baru yang tidak menyesatkan," tuturnya.

Menurut Al Chaidar, Khilafatul Muslimin merupakan gerakan fundamentalis dan bukan gerakan radikalis, intoleransi maupun terorisme.

"Gerakan itu justru bersifat asli Indonesia karena konsepnya berbeda dengan gerakan-gerakan islam transnasional dan mengadopsi nilai-nilai di indonesia dan mereka tidak menganut paham takfiri," ungkap Al Chaidar. (mcr18/jpnn)


Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mercurius Thomos Mone

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler