Orang-orang yang Suka Bangun Pagi Merasa Lebih Bahagia?

Jumat, 15 Maret 2019 – 23:50 WIB
Ilustrasi bangun tidur. Foto: Hellosehat

jpnn.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa orang yang suka begadang memiliki peningkatan risiko penyakit mental dan kurang bahagia daripada orang yang suka bangun pagi.

Sebuah studi baru telah menemukan bahwa orang yang suka bangun pagi memiliki gen yang mampu menurunkan risiko skizofrenia dan depresi dan pada saat yang bersamaan, meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Ketahui Hubungan Migrain dan Gangguan Pola Tidur

"Individu yang cenderung lebih bahagia adalah individu yang suka bangun pagi," kata Jacqueline Lane, seorang instruktur kedokteran di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan penulis studi yang dipublikasikan di Nature Communication, seperti dilansir laman Today, Rabu (13/3).

Lane dan rekan-rekannya melihat data dari 250 ribu orang di AS yang menggunakan 23andMe dan 450 ribu orang yang terdaftar dalam studi Biobank Inggris.

BACA JUGA: Jangan Malas Bangun Pagi, Raih 4 Manfaat Ini untuk Hidup Anda

Semua orang melaporkan apakah mereka orang yang suka bangun pagi atau orang yang suka begadang dan kemudian para peneliti meneliti genom mereka.

Para peneliti melihat apakah ada hubungan antara gen, preferensi pagi atau malam hari dan kesehatan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Sering Pusing di Pagi Hari? Waspadai 5 Hal Ini

Penelitian ini menemukan hubungan antara burung hantu malam (orang yang suka begadang) dan penyakit mental.

"Ada hubungan antara preferensi orang yang suka begadang, risiko skizofrenia dan depresi yang lebih tinggi," jelas Lane.

Mereka yang suka begadang juga ditemukan memiliki kesejahteraan yang kurang subyektif, yang berarti mereka kurang bahagia secara keseluruhan.

Namun Lane mengatakan bahwa sekadar menjadi burung hantu malam (istilah bagi Anda yang suka begadang) tidak berarti seseorang akan mengalami depresi, skizofrenia atau ketidakbahagiaan.

Sementara penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa mereka yang suka begadang memiliki risiko obesitas dan diabetes yang meningkat, para peneliti terkejut menemukan bahwa tidak ada gen yang bertanggung jawab atas hal ini.

"Kami tidak melihatnya pada tingkat genetik. Ini lebih tentang lingkungan, dengan gaya hidup yang tidak selaras dengan jam internal seseorang," tambah Lane.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Chronobiology International pada tahun lalu menunjukkan bahwa setelah mempertimbangkan masalah kesehatan lainnya, mereka yang suka begadang adalah sekitar 10 persen lebih mungkin meninggal dalam periode enam setengah tahun daripada mereka yang suka bangun pagi.

Para peneliti mencurigai hal itu terjadi karena mereka yang suka begadang harus memaksa diri untuk hidup di dunia yang lebih awal dan bahwa stres bisa membuat tubuh bekerja dengan tidak semestinya.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurang Tidur? Cara Sederhana ini Mungkin Bisa Membantu


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler