Orang Terkaya di Indonesia Surati Pak Jokowi, Isinya Tolak Rencana Anies Terapkan PSBB Lagi

Sabtu, 12 September 2020 – 20:28 WIB
Presiden Joko Widodo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Tambora. Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha kondang Peter F Gontha mengunggah sebuah surat dari bos Djarum Robert Budi Hartono ke akunnya di Instagram.

Surat dari orang terkaya di Indonesia itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA JUGA: Oalah, Gubernur Anies Baru Berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setelah Umumkan Rencana PSBB

Adapun isi surat itu ialah masukan dari Budi Hartono untuk Presiden Jokowi terkait rencana Gubernur DKI Anies Baswedan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat lagi mulai Senin (14/9).

“Surat Budi Hartono Orang terkaya di Indonesia kepada Presiden RI SEPTEMBER, 2020,” tulis Peter melalui akun petergontha di Instagram, Sabtu (12/9).

BACA JUGA: Bela Anies soal PSBB Jakarta, Taufik Gerindra Ingatkan Para Menteri soal Harga Nyawa

Peter dalam unggahannya juga menyertakan sejumlah foto surat dari Budi Hartono. Surat bertanggal 11 September 2020 itu berisi pandangan pemilik Bank Central Asia (BCA) tersebut tentang rencana Anies kembali menerapkan PSBB ketat.

“Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB kembali itu tidak tepat,” tulis Budi.

BACA JUGA: Anies Baswedan Perketat PSBB, Bima Arya: Saya Tangkap, Ada yang Belum Selesai

Lebih lanjut pengusaha kelahiran 28 April 1940 itu juga memaparkan argumennya. Budi menganggap PSBB di DKI terbukti tak efektif dalam menurunkan pertumbuhan angka infeksi.

“Meskipun Pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB tingkat pertumbuhan infeksi masih naik,” sambungnya.

Selain itu, Budi menyebut rumah sakit di DKI Jakarta tetap akan mencapai kapasitas maksimal dengan atau tanpa PSBB. Penyebabnya ialah tidak maksimalnya pemerintah pusat ataupun pemda dalam menyiapkan isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus.

Oleh karena itu Budi menyodorkan sejumlah usul. Satu, Budi mengusulkan penegakan sanksi terhadap masyarakat yang tidak berdisiplin menerapkan protokol kesehatan di era new normal.

Dua, Budi meminta pemerintah pusat dan pemda bersama-sama meningkatkan kapasitas isolasi. Tiga, pemerintah harus melaksanakan tes, isolasi, tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan).

Empat, perekonomian harus tetap terjaga. Harapannya ialah aktivitas masyarakat sebagai motor perekonomian terus menjaga kesinambungan kehidupan hingga pandemi berakhir.

Budi menambahkan, melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan masyarakat yang menghendaki kehidupan new normal.

“Masyarakat lebih takut kehilangan pekerjaan dan pendapatan serta kelaparan daripada ancaman penularan Covid-19,” paparnya.(jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler