jpnn.com - jpnn.com - Sekolah-sekolah SMA/SMKA di Surabaya mulai menetapkan besaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
Kemarin (21/1) sekolah mengumpulkan wali murid untuk memberikan sosialisasi. SPP mulai dibayarkan per Januari.
BACA JUGA: Berlakukan SPP, Mendikbud: Sejak Dulu Tidak Gratis kok
Dalam sosialisasi kemarin, seluruh SMA di Surabaya menetapkan besaran SPP adalah Rp 150 ribu per siswa per bulan.
Orang tua murid diimbau agar membukakan rekening Bank Jatim untuk anak-anaknya. Tujuannya, pembayaran SPP bisa langsung ditransfer melalui bank.
BACA JUGA: Pungutan dan Sumbangan Hanya Ditarik dari Keluarga Kaya
Tenggat pembayaran SPP Januari ditunggu hingga akhir bulan.
Pada bulan-bulan berikutnya, jatuh tempo pembayaran pada tanggal 10.
BACA JUGA: Sekolah Mulai Bahas SPP dengan Orang Tua
Namun, bagi orang tua murid yang merasa sulit membayar melalui bank, pihak sekolah menyediakan layanan pembayaran SPP.
Kemudian, petugas sekolah yang menyetorkan SPP tersebut ke bank. ''Ini untuk kemudahan pembayaran,'' ujar Kepala SMAN 16 Surabaya Hari Sutanto.
Besaran SPP Rp 150 ribu tersebut sudah melalui proses musyawarah dengan seluruh kepala SMA di Surabaya.
Komite sekolah juga menyetujuinya setelah pihak sekolah memberikan alasan tentang penetapan besaran itu.
Menurut Hari, sekolah cukup kewalahan jika SPP harus sesuai dengan SE gubernur. Yakni, Rp 135 ribu.
Padahal, bantuan operasional pendidikan daerah (bopda) yang selama ini didapat dari Pemkot Surabaya mencapai Rp 152 ribu.
Pengeluaran untuk listrik dan air juga ditanggung pemkot. Sementara itu, sekarang sekolah harus membiayai pengeluarannya sendiri.
Baik listrik, air, gaji GTT/PTT, maupun biaya operasional sekolah lainnya.
Karena itu, dengan persetujuan dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim di Surabaya Sukaryanto, sekolah menetapkan SPP sebesar Rp 150 ribu.
''Ini juga untuk membantu siswa dari keluarga miskin di sekolah kami,'' tuturnya.
Saat ini jumlah keseluruhan siswa di SMAN 16, misalnya, 1.143 anak. Yang masuk melalui jalur mitra warga sebanyak 57 anak.
Itu berarti yang membayar SPP sebanyak 1.086 siswa. Dana BOS dari pemerintah pusat sebesar Rp 150 ribu per anak.
Jika ditotal pendapatan dari SPP dan BOS, jumlah yang diterima sekolah mencapai Rp 3,5 miliar.
''Pendapatan kami turun 20 persen. Jadi, harus dicukup-cukupkan,'' ungkapnya.
Untuk itu, Hari berharap wali murid berpartisipasi membantu operasional sekolah.
Caranya dengan membayar SPP sesuai besaran yang telah ditentukan.
Namun, wali murid dari jalur mitra warga tetap digratiskan. Pihak sekolah juga akan menyurvei lagi jika ada wali murid yang tidak mampu.
Bukan hanya itu. Orang tua murid juga diperkenankan memberikan sumbangan dalam bentuk selain SPP.
Yakni, sumbangan dengan jumlah besaran yang tidak ditentukan.
Dana itu disalurkan melalui bendahara komite sekolah. Waktu pembayarannya tidak ditetapkan.
''Nanti ada form sumbangan yang akan dibagikan ke orang tua, mereka juga sudah tahu kemampuan sekolah,'' imbuhnya.
Menyumbang sukarela, menurut Hari, sudah dilakukan siswa-siswa kelas XII.
Khususnya dalam pelaksanaan bimbingan belajar. Dana yang terkumpul dikoordinasi wali kelas untuk memenuhi kebutuhan penunjang belajar.
Misalnya, kebutuhan fotokopi materi soal-soal yang diberikan kepada anak-anak. (ant/elo/c7/dos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMA/SMK Tak Perlu Resah dengan SPP
Redaktur & Reporter : Natalia