Orang Tua Mahasiswa Korban Tewas Saat Aksi Demo di Kendari Mengadu ke KPK

Kamis, 12 Desember 2019 – 19:24 WIB
Pihak orang tua mahasiswa yang menjadi korban dalam demonstrasi di Kendari mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Foto: Dokumentasi KPK

jpnn.com, JAKARTA - Pihak orang tua mahasiswa yang menjadi korban dalam demonstrasi di Kendari mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pihak orang tua mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Perairan Randi (21) serta mahasiswa D3 Teknik Sipil Universitas Halu Oleo (UHO) Muhammad Yusuf Kardawi (19) menuntut keadilan.

BACA JUGA: KPK Harap Kenaikan Dana Parpol Bikin Menteri dan Anggota Dewan tak Terbebani Lagi

Dari keluarga Almarhum Randi yang datang adalah sang ayah, La Sali bersama dengan istrinya Nasrifa. Sedangkan dari pihak Yusuf yaitu sang ibu Endang Yulidah bersama dengan adik almarhum, Ahmad Fauzi.

"KPK saat ini sedang menerima dan mendengar keluarga korban yang meninggal dalam aksi demonstrasi di Kendari, 26 Sept 2019," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Kamis (12/12).

BACA JUGA: 8 Fakta Kasus Pembunuhan Mahasiswi Unib, Polisi Sudah Tetapkan Satu Tersangka

Febri mengatakan bahwa keluarga korban didampingi oleh perwakilan mahasiswa dari Kendari, tim dari Muhammadiyah dan KontraS. Pihak KPK yang menerima adalah Ketua KPK Agus Rahardjo dan wakilnya Saut Situmorang.

Orang tua Randi, La Sali menyampaikan mereka menuntut keadilan atas kematian sang anak dalam demonstrasi pada 26 September 2019 lalu. Mahasiswa saat itu memperjuangkan kebenaran.

BACA JUGA: KPK Bakal Abadikan Nama Randi dan Yusuf Kardawi

"Sampai saat ini belum diketahui proses penegakan hukum mengusut kematian tersebut," kata Febri menirukan permintaan keluarga Almarhum Randi.

"Anak saya adalah tulang punggung keluarga, yang membantu nafkah keluarga," tambahnya.

Sedangkan ibu dari Almarhum Yusuf menyampaikan hal yang sama yaitu mencari keadilan serta menanyakan kenapa anak mereka harus ditembak. Sampai saat ini sudah lebih tiga bulan, keluarga merasa heran polisi belum mengungkap pelakunya.

Febri menerangkan bahwa keluarga itu mengharapkan pemerintah mendengar keluhan mereka lewat kunjungan ke KPK.

Lebih lanjut kata Febri, Agus Rahardjo menyatakan bahwa Randi dan Yusuf merupakan pahlawan. Bahkan Agus mengusulkan ada ruangan di KPK dinamai dengan Randi dan Yusuf.

Agus, kata Febri, memandang hal itu penting sebagai pengingat pegawai KPK bahwa perjuangan melawan korupsi sangat berat. "Pengorbanan anak-anak tersebut adalah perjuangan untuk melawan pelemahan KPK," tambah Febri.

Febri juga mengharapkan semua pihak terus berjuang dalam memberantas korupsi, sekaligus meminta kasus-kasus ini diungkap. Termasuk juga korban-korban lain yang berjuang untuk pembarantasan korups.

Dalam pertemuan ini, hadir juga istri Almarhum Munir Said Thalib, Suciwati, Usman Hamid dan sejumlah pegawai KPK. (tan/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler