Orang yang Menderita Insomnia Otaknya Lebih Adaptif

Jumat, 28 Maret 2014 – 14:48 WIB

jpnn.com - Insomnia dikaitkan dengan berbagai gangguan, mulai sakit kepala hingga gangguan jantung. Namun, orang yang mengalami gangguan tidur tidak selalu dicap lebih buruk.

Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang menderita insomnia memiliki otak yang lebih aktif dan adaptif (mudah menyesuaikan diri dengan keadaan)

BACA JUGA: Sering Ketularan Menguap? Ini yang Sebenarnya Terjadi

Sejak lama kurangnya tidur dihubungkan dengan memori yang semakin berkurang dan konsentrasi yang buruk. Berdasarkan data itu, Dr. Rachel Salasat, asisten profesor neurologi di Johns Hopkins University School of Medicine, beranggapan bahwa mereka yang tidak mengalami gangguan tidur akan lebih mudah dilatih dengan hal baru.

Para ilmuwan juga melakukan studi dengan melibatkan 38 partisipan. Sebanyak 18 partisipan merupakan orang yang telah mengalami insomnia selama satu tahun atau lebih, sedang 10 sisanya tidak mengalami gangguan tidur.

BACA JUGA: Apakah Pria Perlu Gunakan Deodoran?

Para peneliti menstimulasi area korteks motorik pada otak partisipan, kemudian merekam gerakan jempol yang dihasilkan. Setelah itu, para partisipan diajarkan gerakan baru yang berlawanan arah dengan gerakan sebelumnya.

Apakah benar terbukti bahwa orang yang tidak mengalami gangguan tidur lebih mudah mempelajari hal baru? Ternyata tidak.

BACA JUGA: Autisme pada Adik Meningkat 7 Kali Lipat

Sebaliknya, orang yang mengalami insomnia justru memiliki korteks motorik yang lebih plastis sehingga lebih adaptif terhadap perubahan dibanding orang yang tidur normal.

Selain itu, partisipan dengan insomnia juga memiliki neuron yang lebih aktif dan mudah dirangsang. Ini merupakan tambahan bukti yang membenarkan anggapan bahwa otak penderita insomnia berada dalam kondisi selalu mengolah informasi.

"Insomnia bukan gangguan pada malam hari. Insomnia adalah kondisi otak selama 24 jam, seperti sakelar lampu yang selalu menyala," kata Dr. Salasat, seperti dilansir laman Daily Mail, Kamis (27/3)

Bertambahnya plastisitas otak pada penderita insomnia masih belum diketahui sebab, akibat, maupun manfaatnya secara jelas. Dr Salasat yakin meningkatnya plastisitas disebabkan oleh meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya kadar kortisol, dan kecemasan yang terus-menerus. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikan Cod Bisa Awetkan Stok Darah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler