Orangtua Terduga Teroris Ini Menangis Semalaman

Senin, 08 Agustus 2016 – 01:01 WIB
Densus 88 saat mengangkut barang bukti dari rumah terduga teroris di Batam, Kepri. Foto: batampos/JPG

jpnn.com - BATUAJI - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri telah mengembalikan M Tegar ke orangtuanya di perumahan Taman Batuaji Indah 2 blok S nomor 15, Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (6/8) siang.

Sedangkan Hadi Gusti Yandi, temannya yang ditangkap bersama Tegar di jalan Brigjen Katamso, Batuaji, Jumat (5/8) lalu, masih ditahan dan menjalani pemeriksaan.

BACA JUGA: Satu Terduga Teroris Dipulangkan, Duh... Anggota Brimob Cuma Bilang Begini

Hamidin dan Darma orangtua Hadi sangat cemas dan kuatir dengan kondisi anak mereka. Sebab belum ada kabar apapun dari pihak kepolisian sebelum anaknya dikembalikan kemarin siang.

Ditemui batampos (Jawa Pos Group) di rumahnya, Darma terlihat sedih. Matanya sembab dan bengkak. Ibu tiga anak itu tidak berhenti menangis memikirkan kondisi sang anak semalaman. 

BACA JUGA: Mendes: Masyarakat Adat Harus Sejahtera Secara Ekonomi

"Tak tahu apa salah anak kami. Ditangkap tapi tak ada pemberitahuan sama sekali. Bagaimanapun kami ingin tahu yang sebenarnya pak. Kalau dia salah ya paling tidak datang dan kasitahu biar kami tahu,” ujar Darma.

Senada juga dilontarkan Hamidin. Pegawai negeri sipil di lingkungan Pemko Batam itu berharap agar pihak kepolisian secepatnya memberikan informasi pasti terkait penangkapan anak pertamanya itu. 

BACA JUGA: Jembatan Nawacita Segera Digunakan Warga, Inilah Respons Istana

"Ya kalau salah dia silahkan ditahan, tapi tolong beri kami kejelasan. Jujur saja kami dapat informasi ini semua dari media. Dari kepolisian sama sekali tak ada," ujarnya.

Sampai siang kemarin, sambung Hamidin, keluarganya memang hilang kontak dengan Hadi. Ponsel Hadi tidak bisa dihubungi dan keberadaan Hadi juga tidak diketahui secara pasti. "Mau jenguk atau ketemu dia dimana kamipun bingung," ujar Hamidin.

Kejadian yang menimpa Hadi itu diakui Hamidin benar-benar membuat keluarganya terpukul. Pasalnya informasi yang menyebutkan Hadi terlibat dalam jaringan hal yang tak disangka sama sekali.

Hadi menurut Hamidin adalah pemuda yang baik dan penurut. Memiliki bawaan yang pendiam, Hadi memang rajin dan tekun dalam urusan agama, sehingga dia yakin anaknya itu tak mungkin terlibat dalam jaringan teroris seperti yang disangkakan. 

"Dia memang tekun dalam hal agama tapi sejauh ini tidak ada hal yang menonjol kami lihat. Dia biasa-biasa saja cuman memang agak pendiam dia," ujar Hamidin.

Satu hal yang memang tak bisa dijangkau oleh Hamidi terkait urusan agama Hadi adalah, kegiatan mengajinya. Selama ini diakui Hamidi memang Hadi kerap berpamitan pergi ngaji di malam hari, namun tempat atau lokasi dia mengaji tidak diketahui secara pasti oleh Hamidin.

"Hampir setiap malam dia keluar setelah Isya apalagi kalau malam Jumat, katanya mau ngaji tapi itu tadi nggak tahu kemana dia ngaji. Namanya orang mau beribadah ya tak mungkin saya larang," ujar Hamidi.

Setiap keluar untuk ngaji, Hadi terlihat membawa sebuah tas kecil yang berisikan buku-buku agama dan Alquran dan itu dianggap Hamidi hal yang wajar sebagai seorang Muslim."Itu saja yang saya tahu. Tapi apakah itu salah sementara dia seorang Muslim," ujar Hamidi.

Untuk itu Hamidi berharap agar pihak kepolisian secepatnya memberikan keterangan pasti terkait penangkapan anaknya itu agar pihak keluarga tahu apa kejadian yang sebenar anaknya itu.  "Itu saja sih harapan kami. Kalau salah dia ya kasi tahulah ke kami biar kami tahu," tutur Hamidi.(eja/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gratis, 14 Pilot Pecatan Lion Melawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler