jpnn.com - PERNAHKAH anda mendengar orgasme otak? Orgasme otak atau Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) merupakan fenomena yang dialami tubuh yang belum punya kepastian dalam dunia sains ataupun medis. Peristiwa ini sering dideskripsikan dengan sensasi kesemutan yang dirasakan tubuh. Meski namanya orgasme, namun ASMR tidak selalu berhubungan dengan hal-hal seksual.
AMSR merupakan semacam sensasi mendengar suara atau melihat sesuatu yang menyiratkan perasaan aman dan nyaman. Misalnya mendengar suara pena yang bergesekan dengan kertas saat digunakan menulis. Atau suara garukan kuku-kuku tangan di permukaan meja dan suara bisikan.
BACA JUGA: Ini Dia Manfaat Bercinta Bagi Kulit
ASMR sebenarnya tidak terbatas pada suara. Salah seorang peneliti ASMR, Jennifer Allen, mengatakan ASMR bisa terjadi hanya dengan aktivitas menyenangkan yang dilakukan seseorang sehari-hari. Setiap orang akan mengalami orgasme otak yang berbeda-beda, dengan penyebab yang berbeda pula. Misalnya ada yang karena mencukur rambut, melihat sekelompok orang menyusun Lego, hingga sesederhana melihat seseorang melipat handuk.
Ada pula yang mendapat orgasme otak karena menonton iklan di televisi. Apapun penyebabnya, yang jelas ASMR terjadi karena gerakan ritmik yang tidak tajam atau heboh, tetapi cenderung tenang dan menenangkan.
BACA JUGA: Tiap Tahun, Karyawan Habiskan Waktu Seminggu Merokok
Penelitian klinis yang dilakukan ASMR Research Institute yang didirikan Jennifer Allen, berusaha mengeksplorasi bagaimana kerja bagian dalam otak untuk menjawab misteri orgasme otak ini. Kepala tim peneliti ASMR, Karissa Ann Burgess, menyatakan bahwa ASMR ternyata juga dialami makhluk primata selain manusia.
"Ada berbagai hormon yang terlibat dalam sensasi orgasme otak ini. Misalnya serotonin, hormon yang menimbulkan perasaan senang. Ada teori yang menarik juga, bahwa sensasi ini berhubungan dengan fenomena ikatan yang memproduksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin adalah hormon ikatan itu," kata Burgess, seperti dilansir laman Medical Daily.
BACA JUGA: Jangan Cuma Susu Sapi
Dr Steven Novella, seorang neurosain, mengatakan produksi hormon senang dan ikatan ini dialami oleh semua makhluk vertebrata (bertulang punggung), hanya saja respons yang dirasakan setiap makhluk atau setiap orang akan berbeda-beda. Ini yang menjadi alasan, mengapa sebagian orang mengalami ASMR karena sentuhan, ada pula yang karena melihat sesuatu, ataupun berbagai sensasi unik lainnya. Bahkan ada yang bisa menganggap rasa sakit sebagai sensasi yang menyenangkan dan erotis.
"Yang kami butuhkan saat ini adalah MRI fungsional dan studi stimulasi magnetis transkranial untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada otak saat seseorang mengalami ASMR. Apakah otak mereka memang berbeda? Kami juga ingin tahu, apakah ini juga dialami orang yang sedang tidak merasakan ASMR. Ini hanyalah salah satu contoh, bagaimana otak kita begitu fantastis, kompleks, dan aneh," pungkas Novella.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Paparan BPA untuk Kurangi Resiko Keguguran
Redaktur : Tim Redaksi