Ormas Islam Desak Stop Pengiriman TKI

Rabu, 08 Desember 2010 – 08:48 WIB

JAKARTA - Dua belas ormas Islam se-Indonesia menyatakan keperihatinan atas tragedi kekerasan yang menimpa sejumlah TKI di luar negeri, khususnya Arab SaudiPemerintah didesak agar segera menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri, sebelum ada penandatangan kesepakatan atau MoU jaminan perlindungan kepada para pahlawan pendulang devisa tersebut

BACA JUGA: Keris Jaka Piturun dan Demokrasi ala Jogja



Ke-12 ormas itu adalah NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad Al Islamiyah, Al Washiliyah, Al Ittihadiyah, Perti, dan Persis
Selain itu, ada Syarikat Islam Indonesia (SII), Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), PP Rabithah ALawiyin, DPP Parmusi, dan PP Mathlaul Anwar

BACA JUGA: Bom Rakitan Meledak di Gereja

Perwakilan pimpinan ke-12 ormas tersebut kemarin (7/12) berkumpul di gedung PB NU.

Ketua Umum PB NU Said Aqil Siradj mengatakan, pemerintah dan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) jangan hanya berpikir tentang devisa yang dihasilkan para TKI di luar negeri
Sebab, hal tersebut akan menyuburkan praktik komersialisasi yang ujung-ujungnya TKI menjadi korban

BACA JUGA: Ilham Habibie dan Priyo Janji Jaga Netralitas

"Pemikiran seperti itu sebaiknya diubah," kata Said Aqil di Kantor PBNU di Jakarta, Selasa (7/12).

Menurut Said Aqil, masyarakat seolah-olah diajak untuk berpikir bahwa TKI yang berada di luar negeri adalah penghasil devisa sehingga pemerintah menyebutnya pahlawan devisaSementara PJTKI sendiri kata dia, dengan bangga menunjukkan angka devisa hasil remitansi dana buruh migran"Namun, di balik kebanggaan itu, pemerintah tidak memberikan perlindungan yang memadai terhadap para TKI," jelasnya

Akibatnya, kata dia, setiap tahun selalu saja ada TKI yang menjadi korban kekerasan, perkosaan dan pelecehan seksual, terutama di Arab SaudiSaid Aqil pun mengaku punya pengalaman saat berada di Arab SaudiSaat mengecap pendidikan 14 tahun di negeri kaya minyak itu, masyarakat Arab Saudi memiliki kecenderungan kuat untuk memperlakukan orang lain terutama dari negeri-negeri non Arab sebagai budak"TKI di Arab Saudi berada diantara dua keburukan, tidak memperoleh aperisiasi dan perlindungan dari negaranya dan budaya perbudakan yang melekat dalam perilaku orang Arab," katanya.

Menurut dia, Indonesia bukanlah pengirim TKI satu-satunya ke Arab SaudiHanya saja, karena negara lain pengirim tenaga kerja memberikan perlindungan kepada warganya maka jarang diperlakukan tidak senonoh oleh para majikannya seperti yang dialami TKI(dyn/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hargai Demokrasi Ala Jogjakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler