Ormas NUB Tegaskan Tolak Rencana Pemulangan 600 WNI Eks ISIS

Rabu, 12 Februari 2020 – 13:00 WIB
Lambang ISIS. Foto : AFP

jpnn.com, JAKARTA - Organisasi masyarakat yang menamakan diri Nusa Utara Bersatu (NUB) menyatakan menolak rencana pemulangan 600 Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS.

"Kami dari NUB menyatakan menolak rencana memulangkan kombatan atau pendukung ISIS tersebut," ujar Ketua Umum NUB Steven Setiabudi Musa dalam keterangan resmi yang diterima JPNN, Rabu.

BACA JUGA: PBNU Menolak Pemulangan WNI Eks ISIS

NUB adalah ormas yang merupakan warga perantauan Sitaro, Sangihe dan Talaud yang berada di seputaran Jabodetabek.

"Kami mendukung sikap pemerintah yang sampai sekarang masih belum memutuskan sikap, sebagaimana pernah dikemukakan Presiden Joko Widodo," kata Steven Setiabudi Musa yang juga anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, itu.

BACA JUGA: Briptu DS Ditangkap Lantaran Bikin Malu Korps Bhayangkara

Steven yang didampingi Sekjen NUB Fanny Tukunang, menjelaskan bahwa saat ini diindikasikan ada sekitar 600 WNI eks ISIS.

Jumlah itu berdasarkan informasi yang didapat dari berbagai sumber, termasuk beberapa komunitas internasional baik saluran intelijen maupun badan-badan internasional.

BACA JUGA: Razia, Satpol PP Temukan Rekaman Video Call Berbau Pornografi di Ponsel Siswa SMK

Mereka mengabarkan tentang sekian puluh ribu Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan keluarganya ditampung di beberapa kamp di Suriah.

Di mana di antaranya lebih dari 600 orang yang pengakuannya adalah WNI.

“Mereka sudah punya pengalaman (pemahaman ideologi kekerasan) semacam itu. Nah, ini perlu jadi pemikiran kita semua sebelum mengambil keputusan,” kata Steven.

BACA JUGA: Lima Pria dan Satu Perempuan Digerebek Saat Asyik Berbuat Terlarang di Rumah

Para eks ISIS pastinya harus diklarifikasi terlebih dahulu karena data yang ada masih berupa nama aliasnya saja dan bahkan hanya foto. Mereka saat ini berada di tiga kamp yang ada di Suriah yakni Al-Roj, Al-Hol dan Ainisa.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler