jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Oesman Sapta Odang alias OSO mengatakan, selain isu demokrasi, keadilan, dan pemerataan pembangunan, hal strategis lainnya yang harus mendapat perhatian pemerintah adalah keberdikarian ekonomi.
Menurut OSO, ekonomi berdikari merupakan kekuatan utama membangun bangsa ini.
BACA JUGA: Pujian Presiden Jokowi buat Kiprah DPD RI
BACA JUGA: Prada DP Selalu Menangis Setiap Sidang, Hakim: Sebagai Tentara Jangan Cengeng
"Diperlukan niat dan nyali yang besar untuk mewujudkan ekonomi berdikari sebagai kekuatan utama dalam membangun bangsa," kata Oesman dalam Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
BACA JUGA: DPD Dukung Pemindahan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan
OSO mengatakan, sektor pangan juga penting menjadi perhatian. Karena itu, dia mengajak semua pihak dapat mengawal Rancangan Undang-Undang Kedaulatan Pangan.
Dia mengatakan, harus memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat selalu terpenuhi. Pada saat yang sama juga harus memastikan kesejahteraan para petaninya.
BACA JUGA: Di depan Jokowi, OSO: Sudah Saatnya Pemerintah Bangun PLTN
"Jika petani sejahtera, maka negara akan aman sentosa," tegas wakil ketua MPR itu.
Lebih lanjut OSO menambahkan, DPD akan selalu mendukung politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan pemerintah.
Posisi Indonesia yang telah berhasil menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB tahun 2019-2020 harus dapat menjadi alat dalam mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BACA JUGA: PPP Bakal Sampaikan Konsep Pembangunan Prabowo ke Jokowi
Dalam hubungan internasional, DPD dan DPR terus bersinergi melakukan komunikasi politik dengan parlemen sedunia. Komunikasi politik tersebut dilakukan melalui forum- forum antar parlemen seperti AIPO, IPU, AIPA dan lain-lain.
DPD juga menyampaikan terima kasih kepada Dewan Federasi Rusia yang telah memberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato di hadapan Sidang Paripurna-nya pada Oktober 2018 lalu sebagaimana yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 1956. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... OSO Sudah Membaca Bahasa Tubuh Jokowi, Bakal Ada Pengumuman Penting
Redaktur & Reporter : Boy