SURABAYA - Penyaluran kredit PT Bank Permata Tbk (PermataBank) ternyata tidak jauh core bisnis salah satu pemegang saham, PT Astra International Tbk, yakni, otomotifDirektur Retail Banking PermataBank Lauren Sulistiawat menyebutkan, kontribusi otomotif berkisar 35 persen dari penyaluran kredit
BACA JUGA: RAL Segera Terbang dengan Boeing 737-500
Sampai Maret, PermataBank sendiri telah membukukan Rp 41 triliun"Di PermataBank, otomotif terbagi dua yakni, consumer dan industri
BACA JUGA: Jawa Pos Catat Sejarah Asian Newspaper Focus
Industri bisa menyumbang sekitar 20 persen dan consumer, 15 persen," papar Lauren usai meresmikan relokasi cabang di Sidoarjo kemarin (30/6).Consumer, tambahnya, bisa dalam bentuk pembiayaan pemilikan mobil
BACA JUGA: Nissan Siap Jadikan Indonesia Sebagai Basis Produksi
Sedangkan, industri antara lain untuk pengusaha tranportasi atau spare part"Kami membidik mulai hulu hingga hilir," cetusnya.Astra menguasai 45,5 persen saham PermataBankSelain itu, Standard Chartered Bank juga mengusai kepemilikan dengan jumlah saham yang samaMerujuk laporan keuangan Permatabank per 31 Maret, Lauren menyebut total kredit Rp 41 triliun itu tumbuh 15 persen banding periode yang sama tahu lalu (year on year/YoY)Sementara, NPL (rasio kredit macet) gross tercatat 4,2 persen, sedangkan Maret 2009 adalah 5,4 persenUntuk NPL net adalah1,2 persen di akhir Maret 2010 atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 2,6 persen"Tidak industri yang kami waspadai dalam penyaluran kreditSektor-sektor unggulan kami adalah yang terbaik di setiap daerahJadi setiap wilayah berbeda dengan daerah lain," cetusnya.
Wilayah VII sendiri yang terdiri dari Jatim dan Bali, tambah Head Regional VII Wijani Tjendro, menyebut kontribusi berkisar 20 persen"Untuk penyaluran kredit tidak kami fokuskan satu sektorTergantung daerah jugaMisalkan, Jember terkenal dengan tembakau," cetusnya.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11 persen (YoY) hingga mencapai Rp 46 triliun di akhir Maret 2010Meskipun deposito meningkat 2 persen menjadi Rp26,8 triliun, Giro dan Tabungan masing-masing meningkat 12 persen dan 44 persen menjadi Rp9,5 triliun dan Rp10,0 triliunIni membuat komposisi dana murah mengalami perbaikan menjadi 42 persen dari 37 persen tahun lalu"LDR (rasio kredit terhadap simpanan) berada di posisi 86 persenTapi, kami bisa mencapai 90 persen," pungkasnya(dio)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun BOPET, Indopoly Lepas Saham
Redaktur : Tim Redaksi