P2 & P3 Diduga Kena Pungli agar Lulus Observasi PPPK 2022, Guru Lulus PG Bereaksi

Selasa, 29 November 2022 – 10:24 WIB
Ketua Forum Guru Prioritas Pertama Negeri dan Swasta Hasna. Foto dok. pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kalangan guru lulus PG heboh dengan informasi adanya upaya manipulasi kelulusan observasi PPPK 2022.

Konon para guru honorer yang masuk prioritas dua (P2) dan prioritas tiga (P3) ditarik dana oleh kepala sekolah (Kepsek) dengan alasan untuk ujian dan penilaian observasi PPPK 

BACA JUGA: P1 Tidak Wajib Mengisi Deklarasi Sehat di SSCASN? Jawaban BKN Perlu Diketahui Guru Honorer 

Penilaian observasi dilakukan di restoran dan setiap P2 dan P3 dimintai uang Rp 700 ribu. Kemudian, kepsek meminta uang Rp 12 juta untuk kelulusan. Jika tidak bisa memberikan uang tersebut, maka peserta gagal diangkat PPPK.

Ketua Forum Guru Prioritas Pertama Negeri dan Swasta (FGPPNS) Hasna mengungkapkan kabar tersebut sudah marak beredar di media sosial. Dia juga sudah menduga penilaian observasi mengundang transaksional.

BACA JUGA: Seleksi PPPK 2022: P1 Tanpa Observasi, P2 & P3 Tak Pakai Perangkat Pembelajaran 

"Ya, sudah kami duga sebelumnya. Siapa sih yang enggak mau jadi ASN PPPK, apalagi tanpa tes hanya observasi," kata Hasna kepada JPNN.com, Selasa (29/11).

Dia mengimbau guru honorer yang masuk kategori P2 dan P3 jangan sekali-kali memberikan uang kepada tim penilai kalau tidak mau di-blacklist kelulusannya.

BACA JUGA: HGN 2022: P2G Sebut Pengangkatan 1 Juta PPPK Guru Hanya Ghosting, Diskriminatif!

Pasalnya, ini sudah termasuk tindakan suap. Walaupun sedikit nominalnya tetap disebut sogokan dan hal itu tidak boleh terjadi.

"Ayo semuanya ciptakan negara  bersih dari hal-hal yang tidak baik, apalagi KKN," ujarnya.

Jika ada oknum yang memanfaatkan hal tersebut Hasna mengajak seluruh P2 dan P3 melaporkan kepada BKN, KPK, polisi. Harus diingat perekrutan PPPK ini gratis tanpa biaya apa pun. 

Untuk menghindari hal-hal tersebut, Hasna mengimbau pemerintah membuka pos pengaduan. Ini untuk mengantisipasi yang rawan seperti ini. Honorer pasti takut mengadu, karena ingin lulus sehingga berapa pun pasti setuju saja dan tutup mulut.

Janganlah ada lagi KKN, berusahalah memberikan makan keluarga dengan hasil keringat sendiri supaya berkah.

"Ayo mari guru hebat awali hidup dengan bersih tanpa suap. Jangan ikut berbuat yang dilarang pemerintah. Jangan ada suap-suap, kasihan honorer gajinya sedikit," pungkas Hasna. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler