Pabrik Sampoerna Tutup, Petani Resah

Jumat, 30 Mei 2014 – 11:59 WIB

jpnn.com - JEMBER – Penutupan pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna Tbk di Desa Garahan, Silo, Jember, bulan ini tidak hanya membuat ribuan karyawan harus menjalani PHK (pemutusan hubungan kerja). Keputusan pabrik rokok SKT yang hampir dua tahun beroperasi di Silo itu juga meresahkan para petani tembakau di sejumlah kecamatan di Jember bagian utara dan timur.

Hal tersebut diungkapkan Hendro Handoko, ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember, Kamis (29/5). ’’Sebagian besar petani tembakau di wilayah Jember utara dan timur seperti Kalisat, Ledokombo, Sukowono, Sumberjambe, Arjasa, Jelbuk, Mayang, dan Silo kini resah setelah pabrik HM Sampoerna di Silo ditutup,’’ katanya.

BACA JUGA: Aher Puji Prabowo Karena Pintar Bahasa Arab dan Inggris

Keresahan petani sangat beralasan. Sebab, menurut Hendro, Sampoerna selama ini menjadi salah satu mitra para petani tembakau di Jember. ’’Setiap tahun sekitar 8 ribu ton tembakau milik para petani di berbagai kecamatan di Jember utara dan timur dibeli pabrik SKT Sampoerna di Silo,’’ kata Hendro.

Memang, lanjut dia, bukan hanya Sampoerna yang menjadi mitra para petani tembakau itu. Tetapi, penutupan pabrik rokok SKT Sampoerna di Silo sangat memungkinkan membuat harga tembakau di tingkat petani menjadi murah karena dipermainkan tengkulak maupun pengepul. ’’Ini juga yang membuat petani tembakau resah. Sebab, kalau menjual ke SKT Sampoerna, harga tembakau tidak merugikan petani,’’ jelas Hendro.

BACA JUGA: Korban Emon Ikut Lomba Sepak Bola

Hasan, petani tembakau di Desa/Kecamatan Ledokombo, mengungkapkan hal serupa. Para petani di Ledokombo dan sejumlah kecamatan di Jember utara dan timur sekarang sangat menyayangkan penutupan pabrik rokok SKT Sampoerna di Silo. ’’Penutupan itu jelas meresahkan petani tembakau. Sebab, selama ini tembakau milik petani dibeli SKT Sampoerna dengan harga menguntungkan. Sekarang petani bingung menjual dengan harga seperti SKT Sampoerna,’’ paparnya.

Sebagaimana diketahui, manajemen PT HM Sampoerna Tbk secara resmi menutup dua pabrik SKT di Jember dan Lumajang secara resmi mulai 31 Mei. Keputusan yang membuat 4.900 karyawan di-PHK itu diumumkan pada 16 Mei. Dua pabrik tersebut ditutup dengan alasan pasar SKT di industri rokok tanah air semakin kecil.

BACA JUGA: Makassar Buat Perahu Pinisi Untuk ke Tanah Suci

Per 2012, Sampoerna secara akumulatif memiliki pangsa pasar 35,6 persen dalam industri rokok nasional dan merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Sampoerna juga merupakan salah satu penyumbang cukai tembakau terbesar dengan kontribusi cukai sekitar Rp 27,7 triliun pada 2012 atau 30,6 persen dari total pendapatan cukai negara. (ido/har/JPNN/c15/bh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolres Nunukan Akui Sulit Berantas Lalu Lintas Barang Ilegal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler