jpnn.com, PEKANBARU - Kisah asmara Riri Aprilia Kartin dengan R, polisi yang berdinas di Direktorat Narkoba Polda Riau tidak mulus. Wanita itu mengaku dianiaya oleh kakak dan ibu kekasihnya itu.
Riri konon dianiaya oleh kakak pacarnya, oknum polwan Brigadir IR dan ibunya yang tidak merestui hubungan mereka.
BACA JUGA: Oknum Polwan yang Diperiksa Propam di Riau Bukan Polisi Sembarangan, Dia Ternyata
“Sudah tiga tahun pacaran, tetapi tidak direstui (keluarga R, red),” ungkap Riri di Pekanbaru, Jumat (23/9) malam.
Brigadir IR merupakan anggota BNNP Riau. Riri menyebut rekan kerja kakak sang pacar juga ikut membantu oknum polwan tersebut pada malam kejadian.
BACA JUGA: Penghapusan Honorer 2023: MenPAN-RB Azwar Anas Jangan Plin-plan, Lanjutkan Agenda Pak Tjahjo
Riri lantas menceritakan bahwa malam itu Brigadir IR bersama ibunya datang ke kontarakan melabraknya.
"Tiba-tiba ibu dan kakaknya yang Polwan datang karena mengetahui kami masih berkomunikasi dan bertemu," ujar Riri yang saat kejadian sedang bersama R di kontrakannya.
BACA JUGA: AKBP AR Disebut Saksi Kunci Kasus Brigjen Hendra, Reza Indragiri: Sebenarnya Apa Maknanya?
Suasana malam itu heboh karena begitu datang, Brigadir IR dan ibunya langsung berteriak dari luar rumah. Mereka meminta Riri membuka pintu rumah kontrakan.
Saat terdengar ribut-ribut itu, Riri langsung masuk ke kamar dan diminta oleh R agar mengunci pintu.
"Setelah saya masuk ke kamar, pacar saya membukakan pintu (depan) supaya keluarganya masuk karena sudah heboh di luar," beber Riri.
Namun begitu pintu rumah dibuka, Brigadir IR dan ibunya langsung mencari keberadaan Riri sampai ke kamar untuk bertemu.
"Pintu kamar saya didobrak, tetapi sempat dihalangi oleh pacar saya," ujar Riri.
Begitu pintu kamar terbuka, Brigadir IR dan ibunya langsung beraksi. Riri mengaku dijambak, ditampar, dipukul, dicubit, dan dicaci maki oleh keluarga sang pacar itu.
“Pacar saya berusaha melerai. Namun, ibunya terus menjambak saya. Saya dikunci, disekap dalam kamar. Mereka terus memukul saya," ujar Riri.
Konon aksi Brigadir IR dan ibunya itu dipergoki oleh ketua RW dan warga, bahkan mereka sempat ribut-ribut dengan oknum Polwan tersebut.
Riri juga menyebut ketika berada di lokasi, Brigadir IR menelepon rekan kerjanya di BNNP Riau.
"Si polwan sempat menelepon tim kerjanya dari BNN bilang dia dikeroyok preman,” kata Riri.
Setelah rekan kerja polwan itu tiba, terjadilah keributan besar dan oknum petugas BNNP Riau tersebut menanyakan kenapa IR dikeroyok.
"Begitu rekannya bertanya. Kemudian ditunjuknya pacar saya (R),” beber Riri.
Kemudian, teman Brigadir IR langsung memborgol tangan R yang juga anggota Polri.
"Pacar saya diborgol. Saat itu saya kembali dipukuli di kamar sama IR dan ibunya,” beber Riri.
Setelah situasinya makin tak kondusif, Brigadir IR cs membawa Riri ke Kantor BNNP Riau.
Namun, sesampainya di Kantor BNNP, Riri hanya menunggu di kendaraan. "Di sana saya mau dipukul lagi di dalam mobil," kata Riri.
Setelah menunggu beberapa lama di dalam mobil, Riri akhirnya diperbolehkan pulang.
Atas kejadian itu, Riri sudah melaporkan Brigadir IR ke Propam Polda Riau, sedangkan kasus penganiayaan ditangani ditreskrimum dengan LP Nomor: STPL/B/448/IX/2022/SPKT/Riau.
Kabid Propam Polda Riau Kombes Johanes Setiawan sebelumnya mengakui adanya laporan tersebut.
"Iya, benar. Sedang proses pemeriksaan (terhadap oknum Polwan red). Laporan ditangani ditreskrimum dan bidpropam" ucap Kombes Johanes. (mcr36/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : M. Fathra Nazrul Islam, Rizki Ganda Marito