Padamkan Kebakaran Hutan di Sumsel, Petugas Gunakan Racun Api

Selasa, 20 Oktober 2015 – 13:17 WIB
kebakaran lahan dan hutan semamkin meluas, petugas kewalahan/ dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA- Seluruh aparat terkait diturunkan untuk memadamkan kebakaran hutan di wilayah Sumatera Selatan. ‎Tak hanya mengoptimalkan kanal, sejak empat hari lalu, di lokasi tersebut telah menggunakan racun api (flame freeze) yakni sejenis cairan kimia yang digunakan untuk mematikan kepala api.‎

     
Kepala Perlindungan Lahan dari Kebakaran PT BAP Tunggul Wajidin mengatakan, racun api ini memiliki partikel yang lebih kecil dibandingkan air sehingga dapat dengan cepat membunuh oksigen dan mematikan api.
     
"Seperti pengalaman di lapangan, semprotan air terkadang tidak begitu berdampak pada kepala api, lewat begitu saja. Tapi dengan cairan racun api ini, membuat lebih cepat mematikan api," kata Wajidin dalam keterangan persnya, Selasa (20/10).
     
Tak hanya itu, cairan ini juga dapat memberikan jedah bahwa benda yang terbakar untuk tidak terbakar lagi atau berfungsi sebagai pelapis bahan yang mudah terbakar.
     
Menurutnya, sejauh ini sudah digunakan dua jenis racun api, yakni berbentuk cair dan bubuk.
     
"Untuk racun api cair, dosisnya 0,4 liter per 100 liter air, sudah dicobakan untuk 5.000 liter untuk disemprotkan di kepala api yang ada di distrik Bagan Tengah. Sementara untuk jenis bubuk dibawah menggunakan pesawat TNI untuk ditaburkan di distrik Bagan Tengah," bebernya.
     
Terkait seberapa efektif menggunaan racun api ini, menurutnya menjadi pilihan terbaik untuk saat ini.
     
Namun, meski sudah ada cairan kimia tersebut tetap tidak serta merta dapat menuntaskan persoalan karena untuk menyemprotkan harus didukung oleh cuaca.
     
"Petugas tidak bisa "head to head" langsung dengan api karena sangat berbahaya saat ini. Jika tingginya di atas 21 meter maka tidak diperkenankan, tapi jika kurang dari itu masih bisa dengan syarat harus berjarak sekitar 60 meter, dan ada sekat basah dan kanal. Jika tidak, maka akan sangat berbahaya," kata dia.
     
Karena pengaruh cuaca ini, tim menggunakan metode pematian kepala api dari pinggir, atau tidak langsung ke pusatnya.
     
"Jadi disisir dari pinggir, dengan harapan mempertemukan kepala api di satu titik, kemudian menunggunya sampai pada kanal primer yang lebarnya sampai 200 meter, dan mati sendiri," ujarnya.
     
Menurutnya, upaya-upaya seperti ini yang sudah dilakukan sejak awal September dengan dibantu warga sebanyak 185 orang, dan regu pemadam kebakaran perusahaan berjumlah 310 orang.
     
"Upaya sudah maksimal, tapi cuaca demikian ekstrem sehingga satu kepala api dijinakkan pada hari ini, tapi besoknya muncul kepala api baru," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA JUGA: Bahayaaa... Pergerakan Kepala Api Sudah Mendekat ke Laut

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rio Capella Resmi Gugat KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler