jpnn.com - RENGASDENGKLOK-Hasil panen tahun ini menurun akibat hama pecat pucuk dan mentek yang belum ada solusinya. Seorang petani Desa Amansari Dusun Krajan, Adi Incop (54) mengatakan, hasil tanamannya untuk tahun ini kurang bagus karena serangan hama yang yang mematikan dan belum ada obat-obatan untuk mengatasi hama tersebut. Obat yang tersedia hanya untuk hama lain seperti keong dan tikus.
“Hama tikus di daerah Dengklok ini tidak ada dan belum ditemukan di sawah-sawah, namun yang paling banyak adalah keong dan kupu-kupu,” katanya kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN), Kamis (1/8).
BACA JUGA: Hitung Arus Mudik Gunakan Mesin OTC
Berdasarkan hasil pantauan, para petani selalu mengeluh dan kesulitan dalam mengatasi hama yang ganas hingga sejauh ini belum didapatkan obat yang cocok untuk mengatasinya.
“Jenis hama ini yang biasa disebut para petani adalah pecat pucuk dan mentek. Hama ini sangat ganas dan untuk sementara ini belum ada obatnya. Kami sudah tanya semua di toko-toko atau apotek namun belum tersedia,” ungkap Adi.
BACA JUGA: Alat Berat Siaga di Jalur Mudik
Ia mengaku sudah melakukan 5 kali melakukan semprot namun hasilnya belum ada malah bertambah parah. Hasil panen tahun ini pun ia hanya dapat 4 karung dan hasil tersebut belum mencukup dari kebutuhan keluarganya. Padahal kata dia, biasanya hasil panen bisa mencapai 5 ton, saat ini hanya mencapai 4-8 karung saja.
“Untuk mencukupi dan menambah modal maka saya menjual 4 ekor kambing untuk menambah penghasilan dan juga untuk membeli obat untuk memberantas hama, namun sementara ini kedua hama ini belum bisa diatasi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Kunjungi Kampung Kelinci
Ia menjelaskan, hama tersebut memakan anakan padi ini dari akar sehingga mengakibatkan kekuningan pada pohon serta kekuningan daun padi hingga mengakibatkan padi mati.
Menurut Adi, pemerintah Karawang harus mengambil langkah untuk membantu petani dalam menyediakan jenis obat-obatan yang khusus untuk jenis hama tersebut agar bisa mengurangi dan bisa memberantas jenis hama ini. “Sementara ini kami kewalahan dalam menanganinya dan kami hanya berharap kepada pemerintah Kabupaten Karawang,” paparnya.
“Hal seperti yang sering kami dapati setiap musim panennya dan jenis hama ini mulai muncul 3 tahun terakhir. Jenis hama ini berasal dari telur kupu -kupu yang menetas yang masuk ke dalam pohon anakan padi sehingga memakan batang pohon anakan,” jelasnya.(rio/man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov Lampung Dianggap Melawan Hukum
Redaktur : Tim Redaksi