jpnn.com, JAKARTA - Salah satu lembaga pendidikan Islam di Tanah Air memperoleh pengakuan internasional berkat strategi metode pengajaran yang diberikan kepada para siswanya, yakni dengan memadukan pendidikan Islam dengan teknologi serta kompetensi umum sesuai kebutuhan terkini.
Penghargaan “The most Excellent Islamic Foundation 2022" dari Centre for International and Strategic Affairs (CISA) London, Inggris, diberikan kepada Yayasan Nuraini Najamudin Bengkulu.
BACA JUGA: Kemenag: Jangan Ada Lembaga Pendidikan Islam Menolak Anak-Anak Difabel
Mereka dinilai sebagai yayasan Islam di Indonesia, yang telah memberikan kontribusi dan prestasi dalam bidang dunia pendidikan Islam.
"Mereka berhasil memadukan konsep sistem pendidikan berbasis Islam dan pendidikan umum di PAUD IT dan SD IT," kata Direktur CISA London Paul Amstrong dalam keterangannya, Jumat (28/10).
BACA JUGA: Pesan Penting Dirjen Pendidikan Islam untuk Para Guru Madrasah
Perpaduan kedua sistem yang memuat pikir dan amal (kecerdasan dan keterampilan) juga zikir (kognitif, afektif/psikomotor) diterapkan kepada anak didik sejak dini.
Selain aspek jasmani dan rohani, juga dilakukan penguatan bahasa, penguasaan teknologi dan informatika.
BACA JUGA: Hidayat: Jangan Potong Bantuan Operasional Lembaga Pendidikan Islam
"Juga ada keterampilan, leadership, dan inovasi terbarukan pada level siswa tingkat dasar serta kepimpinan," lanjut pimpinan NGO dan Think Tank internasional untuk Adovakasi kebijakan politik dunia, Advokasi Pendidikan, Sosial Keagamaan dan Perlindungan HAM yang berbasis di London itu.
Hartono ketua Yayasan Nuraini Najamudin, menyatakan,l lembaganya memang terus fokus dan berbenah diri untuk bersaing di dunia pendidikan tanah air.
Selama 5 tahun terakhir, lanjutnya, berhasil memfokuskan pembangunan SDM kepada siswa-siswi dengan penguasaan teknologi informasi, bahasa, sains dan digitalisasi, leadership, inovasi terbarukan, dan socio-entepreneur bagi para siswa sejak tingkat dasar.
Dengan memadukan sistem pendidikan Islam dan umum, yayasan juga berkeinginan mendorong generasi masa depan dengan keseimbangan antara pengetahuan IT, keterampilan dan akhlak.
"Selain itu juga menciptakan anak didik yang memiliki kompetensi dan siap menjadi pemimpin masa depan," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad