jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani meminta para guru madrasah untuk mengedepankan sikap humanisme dalam mengajar.
Menurutnya, proses pendidikan yang berlangsung di madrasah, harus mampu menampilkan nilai-nilai kemanusiaan.
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Kepsek Bisa Pakai Dana BOS Untuk Bantu Ekonomi Guru Honorer
“Setiap proses pengajaran di madrasah, jangan sampai menjadi beban tersendiri bagi anak didik kita. Jangan bebani anak didik dengan hal yang di luar kemampuan mereka. Esensi dari humanisme adalah menempatkan sesuai pada tempatnya sesuai dengan porsinya,” kata Ramdhani, Minggu (8/11).
Dia juga berpesan agar di era revolusi industri 4.0, perkembangan teknologi semakin pesat, seorang guru dituntut untuk terus berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar, agar tidak tergerus oleh zaman.
BACA JUGA: Mekanisme Penyaluran Dana BOS Madrasah Diubah
Dikatakan Dhani, sapaan akrab Muhammad Ali Ramdhani, untuk menjadi guru yang profesional, kebutuhan saat ini adalah terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas diri. Menurutnya, seorang guru dituntut untuk terus belajar dan belajar.
“Berhentinya proses belajar bagi seorang insan terlebih seorang guru adalah kematian eksistensi yang sesungguhnya. Eksistensi belajar adalah eksistensi kehidupan, berhentinya belajar adalah berhentinya kehidupan,” tandas Dhani.
BACA JUGA: Titi Honorer K2 Sedih Ingat Ada PPPK Jelang Pensiun
Lebih lanjut dikatakan, di tengah perkembangan teknologi pembelajaran, ada aspek lain yang tidak boleh dlupakan dari sebuah pendidikan di madrasah, yaitu pendidikan nilai atau pendidikan karakter.
Pendidikan di madrasah tidak hanya transformasi ilmu akan tetapi ada proses transformasi nilai.
Pada trasnformasi nilai ini, di madrasah belaku penguatan pendidikan karakter peserta didik.
Pendidikan karakter, lanjut Dhani, sangat penting dan perlu diinjeksikan dalam tingkah laku peseta didik. Saat ini kita sedang menyiapkan dan membangun generasi yang akan menjadi pemimpin di zamannya.
“Kehadiran teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, jangan sampai menggerus transformasi nilai atau pendidikan karakter di madrasah,” tandas Guru Besar Teknologi ini. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad