BACA JUGA: Filipina Berkabung 10 Hari
Tokoh dan pahlawan dalam revolusi People Power, yang menjatuhkan rezim Ferdinand Marcos pada 1986, itu tutup usia di Makati Medical Center, Manila, dengan didampingi lima anaknya.Perempuan yang bernama lengkap Maria Corazon "Cory" Cojuangco Aquino itu terbaring di ranjang rumah sakit sejak akhir Juni lalu akibat penyakitnya.Senator Benigno "Noynoy" Aquino Jr., anak lelaki Cory satu-satunya, mengumumkan bahwa ibunya meninggal setelah nafas dan jantungnya berhenti berdenyut pukul 03.18
BACA JUGA: Bir Perdamaian dari Obama
"Beliau ingin kami menyampaikan terima kasih kepada semua orang yang terus berdoa dan mencintainya."Semua anggota keluarga dan teman-teman dekat menaburkan kertas-kertas kecil berwarna kuning di peti matinya
BACA JUGA: Kim Jong-Il Cuci Darah
Dia pun sering dipanggil dengan sebutan "Tita (Bibi) Cory".Berita tentang kematiannya menyebar di Manila dan seantero FilipinaRadio dan televisi langsung menayangkan dokumen dan kisah hidupnya dengan iringan musik yang juga pernah berkumandang saat revolusi People PowerSebuah tembang cinta yang ditulis berdasar atas puisi karya mendiang suaminya, Senator Benigno Aquino Jr., juga diperdengarkan.
Sejumlah poster besar Cory dipasang di kawasan bisnis Makati, ManilaPara tetangga mengirim bunga duka cita di rumah keluarga di Quezon CityMisa requiem berlangsung di gereja Katolik di seluruh FilipinaPara pendukung sebelumnya berdoa setiap hari bagi kesehatan Cory di gereja-gereja.
Sebagai penghormatan bagi Cory, warga Filipina mengikatkan pita kuning di pohon-pohon lingkungan mereka, pintu gerbang rumah, mobil, dan lampu-lampu di jalanSejumlah orang juga berkumpul dan berdoa di monument EDSA, ManilaDi tempat inilah ratusan ribu pendukung Cory menghalangi tank-tank militer rezim Marcos dalam revolusi 1986.
"Bangsa ini kehilangan cahaya penuntun moralTetapi, dia akan tetap abadi menjadi inspirasi bagi bangsa dan rakyat di negeri ini," kata Al Roy, salah satu anak baptis Cory.
Anak-anak Cory akan memakamkan ibunya dalam sebuah upacara keluarga pekan depanJenazahnya akan disemayamkan di sekolah Katolik De La Salle, Manila, sejak Sabtu petang hingga Senin pagiLalu, jenazah akan dibawa ke Katedral Manila sebelum dimakamkan di samping mendiang suaminya di Manila Memorial Park, Rabu mendatang (5/8).
Keluarga memilih pemakaman tertutup ketimbang kenegaraan"Setelah mundur (dari kursi presiden), beliau lebih suka menjadi warga biasaKami ingin habiskan waktu sebanyak mungkin bersama beliau sebagai keluarga," tutur Noynoy.Presiden Gloria Macapagal Arroyo, yang sedang berkunjung ke AS, menyampaikan duka cita dan mengenang Cory sebagai "harta nasional" yang ikut memimpin revolusi demi memulihkan demokrasi dan menegakkan hukum di Filipina pada masa sulitDia juga mengumumkan masa berkabung nasional selama 10 hariMiliter Filipina memberikan penghormatan penuh selama masa duka cita, termasuk tembakan senapan dan mengibarkan bendera setengah tiang.
Dunia internasional turut berduka atas kepergian CoryPresiden Barack Obama menyebut dia sebagai figur bersejarahLewat pernyataan Sekretaris Pers Gedung Putih Robert Gibbs, Obama mengaku sangat sedih atas berita kematian tersebut.
Cory memimpin gerakan revolusi tanpa kekerasan di Filipina 23 tahun lalu"Keberanian, keteguhan dan kepemimpinannya secara moral adalah inspirasi bagi kita semua," bunyi pernyataan tersebutMenlu AS Hillary Clinton juga memujinya sebagai sebuah inspirasi bagi demokrasi.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dalam pernyataannya, menyampaikan duka cita mendalam"Beliau amat dikagumi di Indonesia dan menjadi salah satu tokoh terbesar dari FilipinaBeliau akan dikenang sebagai tokoh heroik yang berani memperjuangkan demokrasi dan keadilan di Filipina," kata SBY.
PM Jepang Taro Aso memuji kontribusinya dalam meningkatkan hubungan di antara kedua negaraPM Thailand Abhisit Vejjajiva juga menyatakan pujian atas sumbangan Cory Aquino atas perdamaian dan pembangunan demokrasi di FilipinaDuka cita juga dikirimkan Kementerian Luar Negeri Singapura.
Cory Aquino merupakan ikon demokrasi yang menumbangkan pemerintahan diktator Ferdinand Marcos dan memerangi tujuh kali upaya kudeta di FilipinaMemimpin Filipina pada 1986-1992, dia bukan hanya menjadi presiden perempuan pertama di negaranyaTetapi, juga presiden perempuan pertama di Asia.
Setelah tak lagi menjabat presiden, Cory tetap aktif di dunia politikPada Januari 2001, dia memainkan peran aktif dalam revolusi EDSA (People Power) kedua yang menumbangkan Presiden Joseph Estrada dan mendukung Gloria Macapagal Arroyo sebagai presiden.
Tapi, hubungan Cory-Arroyo akhirnya renggangPada 2005 Cory Aquino mengecam Arroyo karena menuduh curang dalam pemilihan presiden (pilpres) pada 2004Cory ikut serta dalam demonstrasi masal menentang pemerintahan Arroyo dan mendesaknya mundur dari presiden(AFP/AP/Rtr/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Separuh Warga AS akan Divaksin Flu Babi
Redaktur : Tim Redaksi