jpnn.com - JAKARTA – Ketua DPR RI Ade Komarudin menyatakan siap untuk membuka dialog dengan siapa saja terkait pembangunan perpustakaan DPR senilai Rp 570 miliar. Ia juga siap menghadapi fraksi dan kelompok masyarakat yang menolak.
“Justru saya mempertanyakan alasan para penolak pembangunan perpustakaan DPR itu. Kalau dengan akal sehat, saya kira tidak ada alasan untuk merecoki usulan para cendekiawan itu. Mereka lebih bijak, lebih mengerti bagaimana mencerdaskan bangsa ini,” kata Ade di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (28/3).
BACA JUGA: Jadi ini Pengusaha yang Suap Pejabat Pertamina
Menurut Akom, sapaan Ade Komarudin, pihaknya baru akan membicarakan usul ini dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan fraksi-fraksi setelah reses. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk meyakinkan semua pihak.
“Saya siap menghadapi dan menjelaskan pembangunan perpustakaan itu. Baik untuk masyarakat, DPR, dan termasuk pemerintah jika menolak," tegasnya.
BACA JUGA: Satu Lagi Penyuap Pejabat Pertamina Duduk di Kursi Terdakwa
Lebih lanjut, Akom membandingkan perpustakaan yang akan dibangun dengan Library of Congress di Amerika Serikat. Menurutnya, perpustakaan ini bukan hanya untuk anggota DPR, tapi juga untuk simbol intelektual bangsa.
Oleh sebab itu, dia menyatakan tidak ambil pusing jika ada yang menilai rencana pembangunan perpustakaan ini hanya akal-akalan DPR.
BACA JUGA: Usai Bertemu Dubes Brasil, OSO Punya Kabar Gembira
“Silakan saja komentar. Mau ngomong apa saja, emang gue pikirin," ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan kegemaran membaca buku belum merata di masyarakat termasuk anggota DPR RI sendiri.
“Ada yang hobi membaca buku, ada pula yang tidak. Negara susah maju karena kelompok yang tidak senang membaca buku,” tegas Akom.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan MPR Anggap Perpustakaan Besar DPR Belum Prioritas
Redaktur : Tim Redaksi