jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia Ari Junaidi menilai, masyarakat yang memilih Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu, sebenarnya cukup terhibur.
Terutama dengan pernyataan Gubernur DKI Anies Baswedan yang dalam pidato pertamanya usai dilantik menyebut, akan menyatukan sekat-sekat di masyarakat ibu kota yang sebelumnya mengemuka akibat pilkada.
BACA JUGA: Boni Sebut Anies Berpeluang Saingi Presiden Jokowi, Tapi...
Namun sayangnya rasa terhibur tersebut kata Ari, tidak bertahan lama. Pasalnya, masih dalam pidato yang sama publik justru dibuat tercengang dengan pernyataan Anies yang terkesan mendikotomikan pribumi dan non pribumi.
"Padahal istilah tersebut sudah dilarang digunakan. Isu-isu politik yang menggunakan sentimen agama, suku, ras dan antar golongan sangat bahaya mengoyak rasa persatuan dan kesatuan bagi keberlangsungan NKRI," ujar Ari kepada JPNN, Kamis (19/10).
BACA JUGA: Anies Berpeluang Menyodok Jika Elektabilitas Prabowo Anjlok
Ari menilai, Anies sebaiknya menyadari betul hal tersebut. Jangan karena ingin mencari simpati kelompok tertentu demi ambisi pribadi, mengabaikan hal-hal prinsip yang dikhawatirkan dapat berakibat kurang baik.
"Hendaknya itu bisa dipahami oleh Anies. Punya ambisi menjadi RI-1 sah sah saja, tapi masih ada cara elegan untuk menang di kontestasi politik," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Anies Bakal Jadi Capres? Lihat Saja Perjalanan Politiknya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak Ancaman, Koordinator Aksi Batalkan Demo di Alexis
Redaktur & Reporter : Ken Girsang