Pak Anies Harus Mengerti, Physical Distancing Mustahil Terjadi di Ruang Karaoke

Selasa, 14 Juli 2020 – 10:15 WIB
Ilustrasi tempat karaoke. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta diminta tidak membuka tempat hiburan malam selama virus corona masih mengancam nyawa warga ibu kota. Pasalnya, sangat sulit menerapkan protokol kesehatan, terutama physical distancing, di tempat-tempat tersebut.

"Tempat hiburan sangat sulit untuk menerapkan pembatasan sosial. Coba bayangin saat berkaraoke, bagaimana menyanyi terpisah, apa rasanya, belum lagi saat clubing, mau bagaimana berjoget dengan berjarak," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Satuan Tugas Antinarkoba (DPP SAN) Anhar Nasution, Senin (13/7).

BACA JUGA: Ridwan Kamil Larang Bioskop dan Tempat Karaoke Beroperasi

Belum lagi, lanjut dia, saat memakai jasa pemandu lagu penggunaan physical distancing akan sulit karena pelanggan juga enggan rugi karena harus duduk berjauhan.

"Akhirnya, tak sedikit yang curi-curi," ucapnya.

BACA JUGA: Di Dalam Ruangan Karaoke Laki-laki dan Wanita Tepergok Berbuat Dosa

Hal itu juga berlaku bagi gria pijat (spa) yang akan sulit menerapkan physical distancing. Ditambah dengan keluar masuknya orang di kedua tempat itu membuat tempat hiburan rawan akan penyebaran COVID-19.

"Jadi, saran saya lebih baik ditunda dahulu," ucapnya.

BACA JUGA: Bos Karaoke Hawaii Berbuat Terlarang di sebuah Ruangan, Tak Bisa Berkelit

Terlebih, kata Anhar, di Jakarta sendiri angka positivity rate-nya melonjak dari 4 hingga 5 persen, saat ini menjadi 10,5 persen. Bila tak diantisipasi betul, lonjakan jumlah pasien positif bisa tidak terkendali.

Sementara itu, sikap serupa juga sempat diungkapkan Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta Zita Anjani yang meminta agar tempat hiburan tak dibuka saat PSBB transisi.

Zita meminta agar Anies lebih memprioritaskan membuka sekolah terlebih dahulu agar para siswa bisa belajar secara tatap muka.

Jika Anies tetap ngotot membuka hiburan malam sebelum sarana pendidikan pada PSBB transisi tahap kedua nanti, PAN akan menolak kebijakan tersebut.

"Nah, itu saya tolak keras, jangan sampai tempat hiburan dibuka sebelum pendidikan dibuka. Bila itu terjadi, saya akan kritik dan tolak keras," kata Zita. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler