Pak Bupati Ini Terus Terkenang Saran dari Megawati

Selasa, 09 Agustus 2016 – 00:17 WIB
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo. Foto: Radar Jogja/JPG

jpnn.com - WATES - Bupati Kulonprogo di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Hasto Wardayo menceritakan pengalamannya ketika mendapat saran dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa tahun lalu. Hasto menceritakan pengalaman tak terlupakan itu saat pendeklarasian dirinya dan Sutedjo sebagai calon calon bupati dan calon wakil bupati Kulonprogo di Wates, Senin (8/8).

Hasto menuturkan, dirinya beberapa saat setelah dilantik sebagai bupati Kulonprogo pada 2011 silam langsung berada dalam satu mobil dengan Megawati. Putri Proklamator RI, Soekarno itu tahu bahwa Hasto berlatar belakang dokter kandungan.

BACA JUGA: Begini Jadinya Suami Tergoda Bujang Pemanjat Kelapa Sawit

Saat itu Megawati langsung meminta Hasto menggratiskan biaya berobat bagi warga Kulonprogo. “Saya kasih saran, kamu kan dokter, jadi bebaskan biaya berobat,” kata Hasto mengenang ucapan Megawati saat itu.

Hasto pun langsung tergugah oleh saran dari Megawati. Terlebih, saat itu memang belum ada BPJS Kesehatan.

BACA JUGA: Akhirnya..Bandara Babullah Kembali Dibuka

“Saya waktu itu masih culun, dan saya jawab siap bu, ‘siap, Bu’. Saya sangat bersemangat. Maka saya jalankan saran Bu Mega. Warga Kulon Progo meskipun belum ada kartu BPJS, bisa berobat ke Puskesmas dengan hanya KTP atau kartu keluarga saja,” bebernya.

Hasto yang kini diusung koalisi PDIP dan PAN itu menegaskan, hal yang penting sebagai kepala daerah adalah jangan sampai melupakan rakyat. Sembari berkelakar, Hasto pernah mendapat pertanyaan menggelitik dari warganya tentang perbedaan pilkada dengan pil KB.

BACA JUGA: Tolong..Warga Raas Kesulitan Aliran Listrik

“Saya meskipun dokter sempat kebingungan. Pil KB kalau lupa, jadi (hamil, red). Kalau pilkada, kalau sudah jadi, lupa,” ujar Hasto.

Karenanya politikus PDIP itu pun selalu berupaya belajar dari masyarakay. Sebab, masyarakat skarang juga cerdas dan pintar.

“Kita bisa mendapatkan inspirasi dari masyarakat. Jadi pejabat itu jangan dinikmati,” katanya.

Hasto juga mengajak warganya untuk mengampanyekan potensi lokal. Hal itu sekaligus sebagai upaya untuk melawan serbuan produk asing.

Karenanya Hasto melalui Pemkab Kulonprogo sudah membuat pabrik air minum dalam kemasan bermerek Airku.  “Airku lambang perlawanan terhadap produk asing. Kita gak bisa bikin HP, gak bisa bikin laptop. Mosok air putih  saja kita gak bisa bikin?” ucapnya.

Ia menegaskan, ideologi justru ampuh untuk melawan gempuran teknologi. Salah satu perwujudan ideologi itu bisa dimulai hal sederhana, seperti masalah memilih tempat makan. “Makanlah di angkringan, jangan hanya di foodcourt,” kata bupati yang pada akhir pekan lalu diboyong ke Banda Aceh untuk mengisi Rakerda PDIP Nangroe Aceh Darussalam (NAD) itu.(jpg/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata 8.500 Kendaraan Belum Ber-STNK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler