Pak Ganjar Kaget, Pasien Positif Covid-19 Duduk Santai dengan Keluarga di Lorong Rumah Sakit

Senin, 31 Mei 2021 – 21:38 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo sidak di sejumlah fasilitas kesehatan di Kudus. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, KUDUS - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memeriksa sejumlah layanan kesehatan di Kabupaten Kudus, Senin (31/5). 

Pemeriksaan dilakukan setelah ada peningkatan kasus Covid-19 di Kota Kretek itu yang melonjak tajam.

BACA JUGA: Ganjar Minta KPID Pantau Siaran Pribadi Warganet di YouTube

Sejumlah rumah sakit dikunjungi Ganjar dalam kesempatan itu. Di antaranya RSUD Loekmono Hadi Kudus, rumah sakit darurat yang ada di Asrama Mahasiswa Akbid Kudus, Rumah Sakit Mardi Rahayu dan di desa Pedawangan Kecamatan Bae Kudus.

Saat melakukan pengecekan, Ganjar menemukan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan Covid-19 di RSUD Loekmono Hadi Kudus.

BACA JUGA: Ganjar Siapkan Skenario untuk Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng

Saat meninjau ruang isolasi di rumah sakit tersebut, Ganjar melihat sejumlah pasien Covid-19 dijaga oleh keluarganya yang sehat.

Mereka juga tidak memakai APD lengkap saat berada satu gedung dengan pasien Covid-19 itu. Saat Ganjar datang, para keluarga pasien yang sedang menunggu itu juga tidak mengedepankan protokol kesehatan. Mereka duduk-duduk bersama keluarga pasien lain dan bahkan pasien Covid-19.

BACA JUGA: Kudus jadi Zona Merah Lagi, Pak Ganjar Langsung Bertindak

"Sampean ngapain Pak, di situ? Positif juga?," tanya Ganjar pada beberapa orang yang sedang duduk-duduk di lorong tempat isolasi itu.

"Tidak Pak, ini lagi nunggu keluarga," ucap mereka.

Jawaban itu membuat Ganjar terkejut. Ganjar langsung menegur Dirut RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus, Hartopo yang mendampinginya. Ganjar menegaskan apa yang terjadi itu salah dan harus dievaluasi karena membahayakan.

"Ini bahaya, siapa yang menjamin mereka tidak ketularan. Kalau seperti in jumlahnya justru akan semakin banyak," tegas Ganjar.

Ganjar kembali menemukan kejadian yang sama saat melihat rumah sakit darurat di asrama mahasiswa Akbid Kudus. Di tempat itu, ada beberapa pasien yang dijaga oleh keluarganya.

"Saya minta SOP diperketat, agar ini tidak menular. Saya minta dievaluasi langsung hari ini juga agar tidak menambah potensi penularan pada yang lain," tegas Ganjar.

Dari pantauannya itu, Ganjar mengatakan pelayanan rumah sakit di Kudus untuk kasus Covid-19 memang sudah tinggi. Di RSUD Loekmono Hadi, pelayanannya sudah penuh.

"Tapi pak Dirut dan pak Bupati sudah menyiapkan tambahannya di sini (asrama mahasiswa), sehingga mereka yang perlu dirawat masih bisa. Kalau rumah sakitnya sudah penuh, sehingga kita menyiapkan cadangannya di Kota Semarang. Sudah kita siapkan, bahkan sudah ada pasien dari sini dikirim ke Semarang," imbuhnya.

Cara itulah, lanjut Ganjar, yang harus dilakukan. Semua daerah harus saling tolong menolong dalam rangka penanganan Covid-19 ini.

"Dari Pusat juga bantu, kami provinsi juga sudah kasih bantuan. APD kami kasih, tenaga kesehatan tambahan kami kirim. Semoga segera bisa dikendalikan," tuturnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar mengatakan seluruh tempat tidur isolasi di rumah sakit itu memang sudah penuh. Dari 138 tempat tidur yang disediakan, tak satupun yang kosong.

"Posisi hari ini semuanya penuh, dari tempat tidur 138 itu, sudah penuh semuanya. Sebagian masih di IGD sekitar 27 orang," jelasnya.

Namun, masih ada ruang untuk pasien yang disediakan di rumah sakit darurat asrama mahasiswa Akbid. Di RS darurat  tersebut saat ini, baru terisi 26 pasien.

"Kami juga dibantu dari RSUD Ketileng Semarang. Kemarin sudah dibawa ke Semarang 8 pasien, tadi malam 3 pasien. Jadi posisinya agak lega. Tapi sekarang isolasi memang penuh, sebagian dikirim ke Semarang," jelasnya.

Terkait perintah Ganjar untuk melakukan evaluasi terhadap SOP penanganan Covid, Aziz mengatakan akan langsung melakukannya hari ini.

"Tentu akan kami evaluasi sesuai arahan Pak Gubernur," pungkasnya.

Di lain sisi, Direktur Utama RS Mardi Rahayu, Pujianto mengatakan, bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit itu bahkan sudah 91 persen.

"Kami sedang membangun tempat isolasi baru di gedung Immanuel dengan kapasitas 18 tempat tidur. Besok kemungkinan sudah bisa digunakan," ucapnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler