jpnn.com - SEMARANG – Minimnya kesejahteraan para guru honorer dan guru mengaji di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) jadi sorotan wakil rakyat. Menurut anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto, ada guru honorer yang digaji di bawah Rp 100 ribu.
”Masa guru ngaji hanya mendapatkan Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per bulan, itu pun ada yang satu tahun baru dikasihkan. Ini kan sangat ironis,” katanya seperti diberitakan Radar Semarang (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: ABG Gantung Diri di SUTET, Dua Petani Kaget
Ia menjelaskan, guru honorer dan guru mengaji selama ini sudah sangat berperan dalam pendidikan di provinsi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo itu. Bahkan guru mengaji merupakan peletak dasar nilai-nilai agama anak-anak di masjid, musala atau madrasah.
Menurutnya, para guru mengaji merupakan pelopor revolusimental masyarakat. ”Karena dari mereka anak-anak kita belajar dasar-dasar agama, yang menjadi fondasi agar memiliki akhlakul karimah, dan kepribadian yang humanis,” ujarnya.
BACA JUGA: PSK Gunakan Medsos untuk Jajakan Diri, Begini Modusnya
Karenanya ia menuding Pemprov Jateng masih setengah hati dan kurang peduli pada nasib guru honorer dan guru mengaji. Buktinya, Pemprov Jateng lebih banyak memikirkan guru-guru yang sudah berstatus negeri dengan memberikan tunjangan yang besar.
Tapi kondisi guru honorer justru sebaliknya. ”Ini sebenarnya sudah masalah lama, tapi tetap tidak ada perhatian dari pemprov maupun pemerintah daerah,” tambahnya.
BACA JUGA: Dokter Mardi Menghilang, Ini Harapan Sang Gubernur
Sedangkan Sekretaris Komisi E DPRD Jateng, Hasan Asyari menuding pemprov masih belum berpihak pada lembaga pendidikan kegamaan di kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Tudingannya didasari pada Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa di Provinsi Jawa Tengah.
Merujuk pada Pergub itu maka bantuan untuk bidang pendidikan lebih memprioritaskan untuk pengadaan sarana prasarana perpustakaan desa atau taman bacaan. ”Padahal pendidikan keagamaan sangat penting dan sebagai benteng bagi anak kelak ketika sudah dewasa,” katanya.
Karenanya ia mendesak Pemprov Jateng memperhatikan para guru mengaji yang selama ini mengabdi tanpa pamrih. Bagaimanapun mereka memiliki peran yang besar dalam kemajuan pendidikan moral anak bangsa. ”Pemprov harus memikirkan nasib guru honorer dan guru mengaji di Jateng,” tambahnya. (fth/ric/ce1/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampung Narkoba Kembali Dirazia, Hasilnya?
Redaktur : Tim Redaksi