Pak JK: Emir bawa Garuda dari Terpuruk jadi Sehat

Sabtu, 21 Januari 2017 – 11:38 WIB
Emirsyah Satar. Foto: WSJ

jpnn.com - jpnn.com -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih membidik sasaran baru di pusaran kasus suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat di PT Garuda Indonesia.

Setelah menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Emirsyah Satar dan pemilik Connaught International sekaligus pendiri PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo sebagai tersangka, KPK mengunci sejumlah nama yang diduga memiliki keterkaitan dengan kasus suap dari Rolls-Royce tersebut.

BACA JUGA: Setelah Emirsyah Satar, Masih Ada yang Dikejar

Di antaranya Hadinoto Soedigno, bekas Direktur Operasional Citilink Indonesia dan mantan Dirut PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia. Kemudian Agus Wahyudo (mantan Vice President Asset Management Garuda Indonesia) dan Sallyawati Rahardja (tokoh penting di PT MRA Grup milik Soetikno Soedarjo).

Mulai Senin (16/1) kemarin, Emir dan Soetikno bersama ketiga nama yang saat ini berstatus saksi tersebut sudah dicegah pergi ke luar negeri selama enam bulan ke depan. Meski dilakukan pencegahan, KPK belum mau membeberkan secara detail peran tiga saksi tersebut. "Menurut penyidik, saksi ini dalam berbagai kapasitasnya dibutuhkan keterangannya dalam proses penyidikan," kata Juru Bicara (Jubir) KPK Febri Diansyah di Jakarta, kemarin (20/1).

BACA JUGA: Emirsyah Satar jadi Tersangka, Menhub Budi Bilang...

KPK menetapkan Emirsyah Satar dan Soetikno Soedarjo sebagai tersangka pada Kamis (19/1). Emir diduga menerima suap dari Soetikno berupa uang Euro 1,2 juta dan USD 180 ribu atau setara Rp 20 miliar serta sejumlah barang senilai USD 2 juta (Rp 26 miliar). Suap dari Rolls-Royce itu diduga berkaitan dengan pengadaan 11 pesawat Airbus A330-300 pada 2012 oleh PT Garuda.

Sebetulnya, ada tiga pilihan mesin untuk Airbus A330-300. Yakni, Rolls-Royce Trent 700, Pratt & Whitney PW 400, atau GE CF6-80E. Namun, PT Garuda memilih pesawat Airbus A330-300 ditenagai mesin Rolls-Royce Trent 700 yang merupakan produk Rolls-Royce, perusahaan asal Inggris.

BACA JUGA: Emir Bantah Terima Suap, KPK Kantongi Bukti Kuat

Sebagai catatan, total pengadaan pesawat Airbus di PT Garuda selama kurun waktu 2005-2014 atau dibawah kepemimpinan Emir adalah sebanyak 50 unit. Dari hasil penyidikan lembaga antikorupsi Inggris Serious Fraud Office (SFO) sebenarnya menyebutkan ada dua pejabat PT Garuda yang menerima suap dari Rolls-Royce. Terkait hal itu, KPK menjawab diplomatis. Febri mengatakan, pihaknya masih fokus pada dua tersangka yang telah ditetapkan saat ini.

Terkait bukti-bukti yang diperoleh dari SFO dan lembaga antikorupsi Singapura atau Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) tetap akan digunakan untuk memperkuat konstruksi kasus korupsi lintas negara (transnasional) itu. "Bila memang nanti ditemukan bukti permulaan yang cukup tentu tidak tertutup kemungkinan diprosesnya pihak lain," ujar Febri.

Selain keterlibatan pejabat lain di PT Garuda, KPK juga terus mendalami peran tersangka Soetikno Soedarjo. Penyidik KPK pun sudah menyita sejumlah dokumen yang berhubungan dengan data perusahaan Soetikno di Singapura saat penggeledahan di sejumlah lokasi di Jakarta beberapa waktu lalu. Di antaranya, data kepemilikan aset, perbankan dan barang-barang elektronik.

Berdasar informasi yang dihimpun, selain sebagai pemilik Connaught International, Soetikno juga merupakan petinggi holding PT MRA Grup. Perusahaan yang berkantor di wisma MRA Jalan TB Simatupang Nomor 19 Jakarta Selatan itu menaungi sejumlah unit bisnis. Mulai majalah, ritel, hotel, penyiaran, makanan dan minuman, gaya hidup, hiburan dan otomotif. Anak usaha PT MRA ada juga yang bergerak di bisnis penjualan mobil sport Ferrari.

Febri mengatakan, keterkaitan perusahaan PT MRA yang sempat digeledah KPK beberapa waktu lalu akan didalami. Penyidik mendapat informasi bahwa uang suap lebih dulu parkir di rekening salah satu anak perusahaan milik Soetikno. "Transaksi (suap) beberapa kali dilakukan dengan cara transfer ke beberapa rekening berbeda," kata Febri.

Hasil penyidikan, aliran uang suap dari Rolls-Royce beberapa kali dilakukan dengan cara transfer ke rekening Soetikno yang ada di Singapura. Baru kemudian diberikan ke Emir yang juga melalui transaksi perbankan. Kondisi itu yang mengharuskan KPK bekerjasama dengan lembaga antikorupsi Singapura.

Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla menyatakan terkejut atas penetapan Emir sebagai tersangka dugaan suap oleh KPK. Sebab, selama ini dia mengenal Emir dengan baik. "Emir melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, menjadikan Garuda dari terpuruk menjadi sehat,’’ tuturnya.

Menurut JK, persoalan yang membelit Emir saat ini berasal dari luar Indonesia. Sehingga, efeknya pun melebar ke mana-mana. JK memilih menunggu proses hukum lebih lanjut terhadap Emir ketimbang berspekulasi atas kasusnya. "Dia nggak ada masalah di dalam negeri, masalahnya dari luar,’’ kata JK. (tyo/and/mia/byu/jpnn)

Nama-nama yang dicegah ke Luar Negeri

Emirsyah Satar : Dirut PT Garuda Indonesia (2005-2014), status tersangka

Soetikno Soedarjo : Beneficial Owner Connaught International dan CEO Mugi Rekso Abadi (MRA) Grup, status tersangka

Hadinoto Soedigno : eks Direktur Operasional Citilink Indonesia dan Mantan Dirut PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia, status saksi

Agus Wahyudo : eks Vice President Asset Management Garuda Indonesia, status saksi

Sallyawati Rahardja : menduduki posisi penting di sejumlah unit usaha dibawah naungan MRA Grup milik Soetikno Soedarjo, status saksi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Emirsyah Satar: Saya Tidak Melakukan...


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler