jpnn.com - PEKANBARU- Kecewa. Itulah yang dirasakan warga kota Pekanbaru, Riau, melihat bencana kabut asap yang seolah tak kunjung hilang. Mereka pun berinisiatif mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.
''Ini bentuk dukacita kita yang begitu mendalam, telah gugur perasaan Negara pada korban asap. Sudah banyak jatuh korban tak berdosa, tapi hasil kerjanya mengatasi bencana belum terlihat,'' kata Rozie (36), warga Pandau, Pekanbaru, Kamis (22/10).
BACA JUGA: KPK Temukan Narkoba Saat OTT Dewie Limpo
Rozie mengatakan, selama 17 tahun bencana asap di Riau, inilah bencana paling terparah. Meski pemerintah mengaku sudah bekerja luar biasa, bahkan sudah membuka kran bantuan internasional, upaya-upaya pemerintah dinilai sangat terlambat.
''Kebakaran sudah terlanjur meluas, baru minta bantuan internasional. Tiga ribu lebih titik api itu bukan angka yang sedikit. Akhirnya rakyat yang jadi korban,'' katanya.
BACA JUGA: Asap Makin Mencekam, 27 Bandara ini Waspada
Mewakili warga lainnya, Rozie berharap, Presiden Joko Widodo tak lagi menjaga gengsi dan segera menetapkan bencana asap sebagai bencana nasional.
''Melihat asap berbulan-bulan ini, tak mungkin hanya bisa diatasi puluhan pesawat pemadam. Ngapain jaga gengsi. Minta tolong ke dunia internasional untuk sama-sama memadamkan api di banyak Provinsi. Ini asapnya sudah pada tingkatan membunuh,'' Rozie menegaskan kekesalannya.
BACA JUGA: Setahun Kabinet Kerja, Desakan Copot Menteri Rini Menguat
Hari ini di Pekanbaru, kepekatan asap mencapai titik terparah. Jarak pandang hanya berkisar 200 meter. Sekolah seluruh tingkatan kembali diliburkan. Bandara SSK II Pekanbaru kembali lumpuh. Korban terpapar asap di Riau sudah lebih 77 ribu orang dengan tiga korban meninggal dunia.(afz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Cara Menteri Marwan Atasi Kemiskinan Desa
Redaktur : Tim Redaksi