jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah kalangan mulai memertanyakan janji Nawacita yang digembar-gemborkan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat kampanye pemilu presiden lalu. Padahal, Nawacita merupakan sembilan program prioritas yang dijanjikan akan dijalankan selama lima tahun pemerintahan pimpinan duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-Jk itu.
Menurut pengamat politik M Qodari, selama satu semester pemerintahan Jokowi-JK ternyata belum bisa membuktikan realisasi Nawacita. Qodari pun mengingatkan agar publik terus menagih janji Jokowi-JK.
BACA JUGA: Mana Janji Nawa Cita Jokowi-JK
"Harusnya dibuat pengumuman, 'Wanted! Dicari Nawacita janji Jokowi-JK!’. Sampai sekarang belum kelihatan. Presidennya sibuk blusukan, menteri-menterinya sibuk buat heboh," ujar Qodari dalam diskusi di Jakarta Selatan, Minggu, (10/5).
BACA JUGA: Bekali Buruh Migran dengan Kewirausahaan agar Pulang ke Indonesia Bisa Jadi Majikan
Dalam program Nawacita, Jokowi-JK berjanji menghadirkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara. Tak hanya itu, keduanya juga menjanjikan akan membuat pemerintah yang tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi.
Janji lainnya dalam Nawacita adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah di perbatasan dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Jokowi-Jk juga berjanji meperkuat peran negara dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
BACA JUGA: Pengamat Ini Sebut Jokowi Jadi Presiden karena Survei
Di bidang pendidikan, keduanya berjanji meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar" serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera".
Berikutnya, janji meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Masyarakat juga dijanjikan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Pemerintahan Jokowi-JK pun berjanji melakukan revolusi karakter bangsa melalui penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan.
Terakhir, janji Jokowi-JK dalam Nawacita adalah memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga.
Menurut Qodari, dari sembilan janji Nawacita itu belum ada yang terwujud. "Soal masalah hukum, lihat saja sendiri penegakan hukum saat ini, di KPK, Polri, bagaimana? Jadi hanya janji-janji saja. Tapi enggak kelihatan wujudnya," tandas Qodari.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Yuddy Soroti Kualitas Layanan RSUD Papua Barat
Redaktur : Tim Redaksi