Pengamat Ini Sebut Jokowi Jadi Presiden karena Survei

Minggu, 10 Mei 2015 – 20:20 WIB
Pengamat politik Tipta Lesmana (tengah) bersama politikus Golkar Bambang Soesatyo (dua dari kanan) pengamat politik M Qodari (paling kanan), pakar hukum tata negara Irman Putrasidin (paling kiri) dan pengamat politik Effendi Ghazali (dua dari kiri) dalam peluncuran buku berjudul 'Republik Komedi, 1/2 Presiden' di Jakarta, Minggu (10/5). Foto: istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik, Tjipta Lesmana menilai Presiden Joko Widodo belum sepenuhnya mampu menjadi kepala negara saat ini. Pasalnya, presiden yang lebih dikenal dengan sapaan Jokowi itu belum cukup berpengalaman menjadi pemimpin.

"Kan dulu baru jadi wali kota, lalu jadi gubernur baru dua tahun. Kemampuannya masih kurang untuk jadi pemimpin saat ini. Dia orang baik, tapi masih belum cukup mampu," ujar Tjipta dalam diskusi buku 'Republik Komedi, 1/2 Presiden' karya Bambang Soesatyo di Jakarta Selatan,  Minggu (10/5).

BACA JUGA: Menteri Yuddy Soroti Kualitas Layanan RSUD Papua Barat

Tjipta lantas menyodorkan kategori berisi para presiden yang pernah memimpin Indonesia. Soekarno, kata Tjipta, merupakan leader by nation. Sedangkan Soeharto dalam kategori Tjipta tergolong leader by crisis.

Kemudian ada BJ Habibie sebagai leader by constitution karena nail menggantikan Soeharto yang lengser sebelum masa jabatannya berakhir. Selanjutnya Gus Dur sebagai leader by accident.

BACA JUGA: Praperadilan BW Sasar Kapolri dan Kabareskrim

Sedangkan Megawati Soekarnoputri juga tergolong sebagai leader by constitution karena naik menggantikan Gus Dur yang diturunkan melalui pemakzulan. Sementara Susilo Bambang Yudhoyono, kata Tipta, tergolong leader by people karena menjadi presiden RI yang pertama kali dipilih langsung oleh rakyat.

BACA JUGA: Novel Ajukan Praperadilan Lagi untuk Koreksi Polri

Nah, untuk Jokowi, kata Tjipta, tergolong leader by survey.  "Jokowi leader by survey, karena sepuluh media mengangkat survei-survei bagus tentang dirinya, sehingga mendorongnya terpilih. Kalau enggak, tidak akan menang karena enggak punya partai dan uang," imbuh Tjipta,

Namun, kata Tjipta, ternyata Jokowi tidak mampu menjalankan pemerintahan dan mengendalikan para menterinya. Sebab, banyak menteri yang tidak mampu menunjukkan kinerja lebih baik.

Tjipta lantas mencontohkan sejumlah nama seperti Menteri Perdagangan Rahmat Gobel dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang tidak memberi kepastian harga beras lebih stabil. Nama lain yang disasar Tjipta adalah Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno yang dianggap tidak mampu menjaga sikap dalam memberi pernyataan-pernyataan di hadapan publik.

Selain itu, kata Tjipta, Menteri BUMN Rini Soemarno juga lebih sibuk membagi-bagikan posisi ke orang-orang dekat Jokowi dibanding menunjukkan kerja nyata. Karenanya, Tjipta menyarankan Jokowi berani merombak kabinet.

"Sekarang Jokowi berani enggak me-reshuffle menteri-menteri yang seperti itu? Banyak menterinya yang ngawur, dibutuhkan ketegasan Jokowi untuk menunjukkan kepemimpinannya," tandas Tjipta.(flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Artis AA Didoakan Segera Insyaf dan Berjilbab


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler