Pak Jokowi, Mohon Jangan Tunjuk Chatib Basri Jadi Menteri

Senin, 13 Juli 2015 – 06:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Desakan agar Presiden Joko Widodo merombak Kabinet Kerja untuk memperbaiki kinerja perekonomian pemerintah semakin santer terdengar. Namun, presiden yang beken dengan nama panggilan Jokowi itu juga diingatkan agar jangan sampai salah memilih figur untuk pembantunya di bidang ekonomi demi mewujudkan Trisakti dan Nawacita.  

Peneliti dari Lingkar Studi Perjuangan, Agus Priyanto menyatakan, Jokowi jangan sampai menarik figur yang dikenal sebagai neoliberal untuk pembantunya. Sebab, menteri berpaham neiloberal hanya akan menjauhkan pemerintah dari upaya mewujudkan Trisakti dan Nawacita.

BACA JUGA: Inilah Gerakan Penyidik KPK saat Geledah Gedung Pemprov Sumut

Pernyataan Agus itu sebagai respon atas semakin santernya kabar yang menyebut mantan Menteri Keuangan, M Chatib Basri bakal ditarik lagi ke kabinet sebagai menteri untuk posisi yang sama. Menurut Agus, prestasi Chatib saat jadi Menkeu di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bukan hanya tak istimewa, tetapi juga meninggalkan warisan defisit pada pemerintahan saat ini.

“Ingat, Chatib Basri sudah dikenal luas dengan pernyataannya ‘kantongi nasionalismu’. Ini jelas-jelas akan bertentangan dengan cita-cita Trisakti dan Nawacita,” ujar Agus melalui siaran pers, Senin (13/7).

BACA JUGA: Ruang Gubernur Digeledah, Indikasi KPK Mulai Usut Bansos

M Chatib Basri. Foto: dokumen JPNN

BACA JUGA: Bangga Islam Nusantara Mendunia

Ia menambahkan,  Dede -sapaan Chatib Basri- jelas merupakan ekonom neoliberal yang membenci nasionalisme. Karenanya jika Jokowi menarik akademisi Universitas Indonesia itu menjadi Menkeu lagi, Agus khawatir upaya mewujudkan Trisakti dan Nawacita akan mental. “Apakah orang seperti  orang yang anti-Trisakti akan ditunjuk oleh Jokowi untuk mengusung cita-cita Trisakti dan Nawacita?” tandas Agus.

Ia lantas membeber rekam jejak Chatib saat sebagai Menkeu menurunkan tarif impor komponen dan suku cadang low cost green car (LCGC) atau mobil kutu. Imbasnya, penjualan LCGC pada tahun 2014 melonjak hingga 150 ribu unit.

Agus menyebut kebijakan ala Chatib yang juga eks komisaris Astra itu justru menjauhkan upaya mendorong pengembangan trnasportasi publik yang layak. “Bahkan kini kota-kota besar di Indonesia tambah macet,” ulasnya.

Selain itu, Agus juga menyebut Chatib mewariskan empat jenis defisit (quatro deficits). Yakni defisit APBN, defisit neraca perdagangan, defisit neraca pembayaran dan efisit transaksi berjalan.

Karenanya Agus menyarankan Jokowi tak menarik Chatib sebagai pembantunya di bidang ekonomi. Sebab, masih banyak tokoh yang mumpuni dan bisa membantu Jokowi mewujudkan Trisakti maupun NAwacita.

“Chatib mewariskan masalah quatro deficits kepada Jokowi. Jadi cari saja sosok yang membela nasionalisme, punya keberpihakan nyata  terhadap ekonomi kerakyatan dan memiliki track record bersih serta memiliki kemampuan dan jaringan luas di internasional,” cetusnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Istilah Kriminalisasi, KY Merasa Kesalahannya Terus Dicari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler