Pak Jokowi, Pengemudi Ojol Tidak Bisa Kerja dari Rumah

Rabu, 18 Maret 2020 – 19:52 WIB
Pengemudi ojek online. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi imbauan kerja dari rumah (work from home) yang disampaikan Presiden Jokowi dalam rangka mengantisipasi penyebaran virus Corona jenis baru, COVID-19.

Imbauan tersebut menurutnya sangat penting untuk dipikirkan oleh para pengusaha dan pekerja, dalam rangka social distancing (pembatasan interaksi sosial).

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Saya Akan Laporkan ke Polisi

"Dengan bekerja di rumah, interaksi para pekerja dapat diminimalisir. Mereka hanya berkomunikasi lewat telepon dan komputer," ucap Saleh kepada jpnn.com, Rabu (18/3).

Namun demikian, kata wakil ketua Fraksi PAN DPR ini, kebijakan itu belum tentu efektif dan dapat diimplementasikan secara utuh.

BACA JUGA: Jakarta Dilanda Corona, Pemilik Kos-kosan Tolak Calon Penyewa yang Bersin-Bersin

Sebab, ada banyak pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan dengan komputer dan memerlukan kehadiran langsung para pekerjanya.

“Industri manufaktur, pengolahan makanan, konveksi, dan lain-lain tentu membutuhkan pekerja. Mesin-mesin yang ada tetap harus dioperasikan secara langsung. Pekerjaan seperti ini dinilai tidak bisa menerapkan imbauan WFH itu," jelas anggota komisi yang membidangi ketenagakerjaan ini.

BACA JUGA: Semangat Membara Honorer K2 TTA agar Bisa jadi PNS atau PPPK

Selain itu, ada banyak pekerjaan yang dilaksanakan secara mandiri. Misalnya, seperti ojek online. Jumlah pekerja dalam bidang ini sekarang sangat banyak. Mereka tentu harus turun ke jalan-jalan membawa penumpang.

“Pengemudi ojol tentu tidak bisa bekerja dari rumah. Kalaupun mereka mau dirumahkan, pemerintah harus mempersiapkan alternatif untuk mereka. Ini adalah salah satu titik lemah dari himbauan pemerintah untuk melaksanakan social distancing," ucap legislator asal Sumatra Utara ini.

Di sisi lain, Saleh meminta penggunaan istilah dalam penanganan virus Corona lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Sebab, pemakaian bahasa Asing belum tentu efektif. Sebab, banyak orang yang tidak begitu memahami secara langsung kata atau kalimat yang disampaikan.

“Kemarin ada istilah social distancing. Masyarakat kan belum paham betul soal ini. Sekarang muncul lagi istilah working from home (WFH)," tukasnya.

Dia menambahkan, komunikasi menjadi salah satu kunci keberhasilan penanganan virus ini. Karena itu, pemerintah hendaknya lebih komunikatif agar masyarakat mengerti dan bisa melaksanakan protokol yang ada. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler