jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menyajikan data jumlah pasien virus corona (COVID-19) secara akurat dan terintegrasi. Kepala negara yang beken dengan panggilan Jokowi itu menginginkan pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pantauan (ODP) serta yang positif, sembuh dan meninggal terdata dengan baik.
"Saya minta data informasi ini betul-betul terintegrasi, semua kementerian masuk ke Gugus Tugas (Percepatan Penanganan COVID-19),” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui telekonferensi, Senin (13/4).
BACA JUGA: Corona Merajalela, Kok Birokrasi Tes COVID-19 Masih Berbelit?
Dengan data yang valid, kata Jokowi, pemerintah bisa melihat kondisi dan mencari solusinya. Oleh karena itu Jokowi menginginkan pendataan itu harus lebih baik dan teris diperbarui.
"Sekali lagi data terpadu ini menyangkut PDP, ODP, yang positif, yang sembuh, yang meninggal, jumlah untuk yang sudah di-PCR (polymerase chain reaction, red) berapa, ada semuanya dan terbuka sehingga semua orang bisa mengakses data ini dengan baik," kata Jokowi.
BACA JUGA: Corona Menggila, Kapal Pesiar Kepresidenan Filipina Disulap Jadi Rumah Sakit
Selain itu, Jokowi juga menginginkan jangkauan tes PCR diperluas. Tujuannya adalah mengurangi penumpukan pemeriksaan sampel, terutama di daerah episentrum virus corona.
Jokowi menambahkan, saat ini sudah ada 29 laboratorium yang bisa mengakses PCR. Menurutnya, akan ada 78 laboratorium yang bisa mengakses PCR ini.
BACA JUGA: Tes Covid-19 Bisa Dilakukan di Puskesmas
Menurutnya, hingga saat ini jumlah tes PCR sudah mencapai angka 26.500. “Ini juga lompatan yang baik, tetapi saya ingin agar setiap hari paling tidak kita bisa mengetes lebih dari sepuluh ribu," kata Jokowi.(tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga