jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh kepala daerah bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
Meski demikian, Presiden Ketujuh RI itu menganggap tren penanganan pandemi sudah baik.
BACA JUGA: WHO Mengingatkan Lagi soal Potensi Gelombang Ketiga COVID-19 di Indonesia
"Artinya (kasus Covid-19) pada posisi yang baik, pada posisi yang rendah, tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10), saat memberikan pengarahan secara virtual kepada para kepala daerah se-Indonesia.
Jokowi menjelaskan ada sejumlah indikator yang harus disikapi dengan baik, seperti, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) dan positivity rate (jumlah orang yang positif Covid-19 dibandingkan keseluruhan tes).
Selain itu, saat ini laju reproduksi efektif (Rt) kasus Covid-19 di Indonesia telah berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga menilai perkembangan kasus harian Covid-19 telah menurun drastis dibandingkan saat puncak penularan yang mencapai 56 ribu orang per hari pada Juli lalu.
BACA JUGA: Menlu Retno Sampaikan Peringatan untuk Seluruh Warga, Lihat Situasi di Eropa
Dalam empat hari terakhir kasus harian Covid-19 secara nasional relatif rendah. Perinciannya ialah pada 22 Oktober hanya 760 kasus, 23 Oktober (802 kasus), 24 Oktober (623 kasus), dan 25 Oktober (460 kasus).
Meski demikian, Jokowi juga menyinggung soal tren kasus positif secara global mengalami kenaikan sekitar 2 persen pada pekan ini.
Misalnya, kasus baru Covid-19 di Eropa naik 23 persen dalam minggu ini, sedangkan di Amerika Selatan meningkat 13 persen.
"Inilah yang harus mengingatkan kita bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian. Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia," kata Jokowi.
BACA JUGA: Waspada, Gelombang Baru COVID-19 Varian Delta di Negara ini Menyebar 11 Provinsi
Mantan wali kota Surakarta itu mengungkapkan ada tiga hal yang menyebabkan tren kenaikan kasus Covid-19. Pertama ialah relaksasi yang terlalu cepat dan tidak melalui tahapan-tahapan.
Kedua, masyarakat tidak berdisiplin lagi dalam menerapkan protokol kesehatan, bahkan sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan lepas masker.
Ketiga, sudah ada pembelajaran tatap muka di sekolah. "Hati-hati juga mengenai sekolah, yaitu pembelajaran tatap muka. Tiga hal ini agar kita semuanya hati-hati," tandas dia.(tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Antoni
Reporter : Fathan Sinaga