jpnn.com, BEIJING - Indonesia perlu mewaspadai perkembangan kasus COVID-19 di Tiongkok.
Kabar terbaru menyebut gelombang baru Varian Delta di negara tersebut meluas.
BACA JUGA: Ulah Oknum ASN ini Sungguh Terlalu, Pakai Modus Guna-guna, LPSK Sampai Turun Tangan
Bahkan, lebih besar dibanding dyang terjadi di Provinsi Nanjing pada Juli lalu.
Otoritas kesehatan di Tiongkok mencatat gelombang baru telah menyebar di 11 provinsi.
BACA JUGA: 90 Persen Usia Produktif Menderita Sakit Kepala, 4 Cara Meredakannya
Pergerakan masyarakat antarprovinsi harus benar-benar dipantau.
Demikian disebutkan pada laman resmi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tiongkok yang dipantau di Beijing, Senin (25/10).
BACA JUGA: Kopi Dari 3 Daerah ini Paling Top, Juara di Ajang KKSI 2021
Deputi Direktur Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Wu Liangyou melaporkan ada 133 kasus positif dalam sepekan.
Sebanyak 106 kasus di antara jumlah itu terkait dengan 13 kelompok wisatawan, termasuk wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi.
"Saat ini perkembangan kasus makin cepat, tidak hanya terkait dengan kelompok wisatawan. Jumlah kasus positif diperkirakan terus bertambah seiring dengan skrining yang terus berlanjut," kata Wu.
Kabupaten Ejin Banner di Daerah Otonomi Mongolia Dalam menjadi tempat penyebaran kasus baru yang terjadi pada warga lokal selain Lanzhou, Provinsi Gansu.
Objek-objek wisata dan pusat keramaian atau tempat berkumpulnya masyarakat di kedua daerah itu juga telah ditutup total untuk sementara waktu.
NHC mengeklaim kasus terbaru tersebut merupakan kasus impor.
Ejin Banner diidentifikasi sebagai titik penularan karena wilayah itu berada di perbatasan Tiongkok-Mongolia.
Tiongkok terakhir kali mengalami gelombang terbesar varian Delta di Nanjing pada Juli.
Kasus Nanjing dianggap yang terbesar setelah Wuhan di Provinsi Hubei pada awal 2020.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang