jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Perdagangan, Raditya Dwi Putra Kagiswana mengingatkan pemerintah agar lebih serius dalam mengatasi memburuknya perekonomian nasional. Menurutnya, daya beli masyarakat sudah semakin turun sehingga pemerintah di bawah komando Presiden Joko Widodo harus melakukan aksi nyata untuk memulihkan roda laju roda perekonomian.
Raditya mengatakan, hal yang saat ini perlu dilakukan pemerintah adalah memberikan insentif bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sebab, sektor UMKM memiliki peran besar dalam perkenonomian karena mampu menjadi penyelamat di saat bisnis dalam skala besar mandek.
BACA JUGA: Politikus Golkar Curiga Ada Penjaga Kepentingan Importir di DPR
“Pemerintah harus berupaya membuat UMKM bangkit. Harus ada injeksi pembiayaan,” katanya di Jakarta, Selasa (1/9). Baca juga: Daya Beli Masyarakat Anjlok, Ingatkan Pemerintah Tak Biarkan UMKM Rontok
Lebih jauh Raditya mengatakan, menggerakkan UMKM justru akan lebih efektif untuk memacu perekonomian ketimbang pemerintah harus menggelontorkan dana besar untuk pembelian kembali buyback saham-saham BUMN. Sebab, katanya, berapapun dana yang digelontorkan pemerintah untuk buyback saham BUMN tak akan banyak manfaatnya bagi sektor riil.
BACA JUGA: Bos Pertamina Tegaskan Nina Nurlina Sudah Pensiun
Selain itu Raditya juga menyarankan pemerintah untuk mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penjaminan yang diinisiasi DPR RI. “Karena UU Penjaminan ini ke depan akan sangat membantu pengusaha UMKM,” ulasnya.
Raditya mengakui bahwa pemerintah memang sudah menyiapkan anggaran Rp 900 miliar untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Suku bunga KUR pun sudah dikepras.
BACA JUGA: SP JICT Minta Dukungan DPR untuk Akhiri Dominasi Asing di Tanjung Priok
Masalahnya, katanya, program itu tak kunjung terealisasi. “Harus dieksekusi, jadi hangan hanya lips service,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan bahwa saat ini daya beli masyarakat sudah turun hingga 60 persen. Hal itu terlihat dari menurunnya pendapatan para pedagang di pusat perbelanjaan maupun pertokoan.
Raditya mengungkapkan, merosotnya daya beli itu sangat terasa di Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat, WTC Mangga Dua di Jakarta Utara, maupun di pusat-pusat perbelanjaan lainnya. “Mereka mengaku pendapatan sudah drop hingga 60 persen,” tuturnya.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Dia Produk Andalan Ekspor Chile ke Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi