Pak Kapolsek Tak Melihat Prokes di Masjid Ibrahim, Takmir: Kami Pro Ketuhanan yang Maha Esa

Sabtu, 08 Mei 2021 – 21:21 WIB
Polisi saat menegur jemaah masjid karena tak menerapkan prokes tetapi malah diceramahi. Foto: Arry Saputra/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Jemaah Masjid Ibrahim di kawasan Gubeng Klingsingan, Surabaya, didatangi pihak kepolisian lantaran tidak taat prokes.

Saat menegur jemaah, Kapolsek Gubeng AKP Akay Fahli malah diceramahi soal ketakwaan oleh pengurus masjid.

"Maaf saya mau tanya terkait prokes yang diterapkan di sini. Saya lihat kok tidak ada prokes?" kata Fahli kepada Shoinuddin Umar selaku penasihat takmir masjid, Jumat (7/5). 

Shoinuddin pun langsung menimpali pertanyaan AKP Akay dengan jawaban nyeleneh. "Prokes yang mana Pak Polisi? Di sini kami pro Ketuhanan yang Maha Esa, ketakwaan kepada Allah," ujar dia. 

BACA JUGA: Putu Arimbawa: Kemarin Hina Pemakai Masker, Hari Ini Jadi Duta Prokes Covid-19

Dia lantas mengimbau perwira polisi itu untuk mengutamakan iman kepada Allah ketimbang imunitas tubuh. 

"Kalau bapak polisi mau, sekali-kali salat di Ampel. Mereka para jemaah yakin bahwa Allah yang melindungi mereka, bukan masker atau prokes," imbuh dia. 

Pihaknya, sambung Shoinuddin, tak meminta jemaah untuk datang ke Masjid Ibrahim.

Menurut dia, semua yang datang untuk ibadah di tempat tersebut atas dasar keinginan masing-masing. 

Meski begitu Shoinuddin mengakui sempat mendapat protes dari warga sekitar. Namun, dia yakin masalah itu muncul karena ada provokasi dari pihak yang ingin jemaah masjid resah.

BACA JUGA: Takmir Usir Jemaah Bermasker di Masjid, Wasekjen MUI Soroti Sosialisasi Prokes

"Mungkin khawatir salatnya gagal karena ada warga yang melakukan aksi. Jadi, sampai ada polisi datang," kata Umar. 

AKP Akay mengaku mendatangi Masjid Ibrahim setelah mendapatkan informasi di tempat tersebut tidak ada prokes ketika melaksanakan ibadah. 

BACA JUGA: Mal Dibanjiri Pengunjung Tanpa Prokes, Begini Respons Sultan

"Pertama kali melaksanakan salat Jumat, di masjid tidak ada prokes, pengukur suhu tidak ada, tanda di lantau hanya separuh saja. Terus waktu salat (jamaah,red) berdempetan. Itu musala bukan masjid," kata Akay. (mcr12/jpnn


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler