Pak Presiden, Di Karimun, Bensin Sebotol Rp 50 Ribu

Selasa, 05 Agustus 2014 – 23:22 WIB

jpnn.com - KARIMUN - Krisis bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis premium atau bensin di Karimun membuat masyarakat setempat mulai gerah.

Warga yang tergabung dalam Laskar Melayu Bersatu (LMB) Karimun dan beberapa organisasi massa (ormas) mengancam akan menggelar demo di SPBU dan Mapolres Karimun jika kondisi ini masih terus berlanjut.

BACA JUGA: Tak Menutup Kemungkinan ISIS Menyebar di Banten

Warga mengaku geram karena saat ini harga premium di tingkat pengecer mencapai Rp 50 ribu per botol air mineral ukuran 1,5 liter. Padahal beberapa hari lalu harga premium untuk ukuran yang sama masih Rp 20 ribu.

“Kalau krisis tidak bisa diatasi, kami  dari gabungan beberapa ormas siap menggelar aksi.  Diantaranya kantor Perusahaan Daerah (Perusda), dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tidak terkecuali ke Polres Karimun,” kata Ketua LMB Provinsi Kepri, Dato Azman Zainal, seperti dilansir Batam Pos (JPNN Grup).

BACA JUGA: Istri Hamil, Suami Dibawa Kabur Selingkuhan

Yang mengherankan Azman, aktivitas perkantoran sudah mulai berjalan hari Senin (4/8). Namun pemerintah tidak sigap mengatasi krisis BBM yang terjadi.

Sebaliknya, tim monitoring yang menjamin persediaan BBM cukup hingga pascalebaran, ternyata hanya sebatas janji belaka.

BACA JUGA: Balon Gas Meledak di Acara MOS, Lima Luka Bakar

“Sepertinya pemerintah bohong, dan tim monitoring BBM mandul. Sebab tidak bisa mengatasi masalah ini. Janjinya lebaran minyak aman, tapi seminggu pasca lebaran kita tidak bisa bergerak karena minyak sulit didapat. Lebih parah, pengecer seenaknya menaikkan harga hingga mencapai 200 persen. Karena tidak bisa bertindak tegas mengatasi masalah ini, maka dalam beberapa hari ke depan kalau memang tidak normal, saya yang akan memimpin aksi itu nanti,” janji Azman.

Mengenai pengecer yang menjual BBM dengan harga tinggi, disebutkan Azman merupakan perbuatan haram, karena menjual lebih dari 100 persen keuntungan. Dan itu sama saja memancing kemarahan masyarakat.

“Karena sudah meresahkan masyarakat banyak, kami minta polisi bertindak. Contohnya di Kota Batam saja, aparat bisa bertindak mengapa di Karimun tidak. Jangan sampai suasana yang sudah kondusif, menjadi tidak terkendali hanya karena krisis BBM ini,” kata Azman, mengingatkan.

Selain BBM, sebut Azman, air dan listrik merupakan kebutuhan primer bagi warga. Jika ketersediaannya sudah terganggu, jelas akan membuat aktivitas masyarakat lumpuh.

Oleh karenanya, pemerintah harus benar-benar menjamin ketersediaan BBM, air dan listrik tersebut. “Kalau pemimpin saja sudah tidak serius menangani tiga persoalan pokok ini, lebih baik mundur,” ucap Azman.

Kekecewaan terhadap pemerintah dalam menangani krisis BBM pun disampaikan tokoh masyarakat Kabupaten Karimun, H.Arifin Zainuddin.

“Kan aneh terbit pernyataan kalau persediaan BBM di SPBU kosong dikarenakan ada dokumen yang ketinggalan sehingga minyak tidak bisa dibawa langsung ke Karimun. Kok masalah teknis mengenai dokumen bisa lupa dibawa? Ini namanya tidak becus bekerja,” tegasnya.

Lanjut Arifin, kondisi ini merupakan preseden buruk bagi pemerintah daerah Kabupaten Karimun. Artinya, tidak bisa memberikan ketegasan kepada setiap instansi yang diberikan tanggungjawab. (san)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Bocah 8 Tahun di Dolly Kecanduan Ngeseks


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler