jpnn.com - TEMANGGUNG - Wakini, perempuan sepuh warga Kampung Pandesari, Desa Parakan Wetan, Kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa Tengah harus hidup dalam penderitaan. Sudah 12 tahun ini nenek berusia 84 tahun itu harus berjibaku melawan kanker di tengah segala keterbatasan, terutama ekonomi.
Setiap hari Wakini hanya bisa menahan perih di bagian dada akibat luka yang disebabkan kanker. Pada saat-saat tertentu, payudaranya yang telah digerogoti kanker mengeluarkan darah bercampur lendir berwarna keputihan.
BACA JUGA: Ya Ampun, Ada PNS di Jogja Ketahuan Kencing Sembarangan
Pada saat itulah wanita yang telah lanjut usia tersebut tak bisa berbuat apa-apa selain merasakan sakit luar biasa. “Rasanya sakit, perih. Saya hanya pasrah kepada Yang Mahakuasa,” katanya kepada Radar Kedu (Jawa Pos Group) di rumahnya, Senin (13/6).
Sehari-hari Wakini ditemani suaminya, Dalimin. Pria 75 tahun itu menuturkan, istrinya lebih banyak menghabiskan waktu di atas temoat tidur karena kondisi tubuhnya yang sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas lagu.
BACA JUGA: Mbak Madona Kepergok di Hotel, Mengaku Tetap Puasa
Dalimin dan Wakini menjalani sisa hidupnya berdua di sebuah rumah sederhana. Pasangan itu dikaruniai dua anak yang sudah tidak lagi tinggal bersama.
“Anak saya dua, tapi sudah berumah tangga sendiri. Mereka sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sesekali saat mereka longgar menjenguk kami,” ucapnya.
BACA JUGA: Apes! Sudah Diihik-ihik, Motor dan HP Juga Dicuri
Kondisi ekonomi Dalimin memang tidak memungkinkannya membawa sang istri menjalani pengobatan. Ia terpaksa rela melihat sang istri merintih kesakitan digerogoti penyakit mematikan itu.
Dalimin menjelaskan, sebenarnya sejak istrinya divonis mengidap kanker payudara 12 tahun lalu, sudah langsung menjalani pengobatan. Upaya dengan berobat ke dokter atau pun ke pengobatan alternatif pun sudah dicoba.
Bahkan sudah cukup banyak biaya dikeluarkan untuk pengobatan. Tapi kanker yang menyerang Wakini justru semakin mengganas.
Secara rutin ia berobat di rumah sakit Temanggung. Beberapa kali Dalimin membawa Wakini ke rumah sakit lain di luar kota, termasuk Jakarta.
“Selain ke rumah sakit, kita juga rutin berobat di di pengobatan tradisional. Tapi apa boleh buat, penyakit yang diderita istri saya kok tambah parah,” keluhnya.
Derita Wakini pun mengundang iba para tetangga. Tak jarang mereka datang untuk memberikan makanan kepada pasangan manula itu.
Meski demikian, Dalimin dan Wakini berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu pengobatan kanker tersebut. “Kami minta pertolongan dari para pejabat di negeri ini, mulai dari kepala desa (kades) hingga pak presiden,” pintanya.(san/ton/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta THR Dibayar H-21 Idul Fitri, Alasannya...
Redaktur : Tim Redaksi