jpnn.com, MAGELANG - Buat yang berkunjung ke Kota Magelang, sayang banget kalau enggak mampir ke lokasi wisata kuliner yang satu ini.
Tahu Pojok Magelang. Melayani pembeli sejak 1942. Hidangan khasnya kupat tahu.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Kuliner Indonesia sebagai Kekuatan Diplomasi Internasional
Dahulu kala, kupat tahu racikan Setu Ahmad Danuri dijajakan dengan dipikul di pojokan Alun-Alun Kota Magelang.
Sekitar 1950, si peracik pun membuka kios di Jalan Tentara Pelajar nomor 14, Kota Magelang.
BACA JUGA: Ini 5 Tempat Wisata Instagramable dan Aneka Kuliner Lezat di Kota Semarang
"Dulu sebelum Tahu Pojok Magelang, di sini dikenal dengan warung seng atau ngesengan,” kata pemilik Tahu Pojok Magelang Kuntari, anak pertama Setu Ahmad Danuri, seperti dilansir Radar Semarang.
Kuntari menceritakan, awal mula tempat itu dikenal dengan warung seng karena sebelum direnovasi seperti sekarang, warung ini masih sederhana.
BACA JUGA: Tahu Pojok Magelang: Mentraktir Bu Ani Malah Ditraktir SBY
Atapnya menggunakan seng. Maka dikenal dengan ngesengan.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah daerah memberikan perhatian dengan melakukan renovasi semua warung di sepanjang Jalan Tentara Pelajar nomor 14. “Salah satunya warung kami ini,” ujar Kuntari.
Sudah hampir 80 tahun berdiri, Tahu Pojok Magelang masih tetap ramai.
“Saat saya unggah foto kupat tahu dan di-share ke Facebook dan WhatsApp, banyak komentar yang kangen. Ingin makan lagi kupat tahu di sini,” katanya.
Saat melangkah masuk ke warung ini, perhatian tersita ke dinding yang dipenuhi foto lengkap dengan piguranya.
Foto-foto itu menampilkan sosok artis, jenderal, pejabat, hingga presiden yang pernah menikmati hidangan di kedai tersebut.
Kupat Tahu Pojok Magelang. Foto: Rofik Syarif G P/ Radar Magelang
Sebut saja Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono bersama istrinya.
Ada Ganjar Pranowo, kini Gubernur Jawa Tengah.
Anies Baswedan saat menjadi Menteri Pendidikan.
Artis Christine Hakim, Indro Warkop DKI, Katon Bagaskara, Bella Saphira dan masih banyak sosok terkenal lainnya.
Kupat tahu Pojok Magelang juga pernah menjadi menu di Istana Presiden, saat itu zamannya Presiden Soeharto.
Warung Tahu Pojok dipesan untuk menu dalam peringatan 50 tahun Indonesia emas, 51 kemerdekaan, dan 52 kemerdekaan.
“Jadi saat 17 Agustus, kami dipesan untuk masak di Istana selama tiga tahun berturut-turut,” tutur Kuntari.
Menurutnya, warung Tahu Pojok Magelang bisa bertahan karena konsisten menjaga rasa. Selalu memilih bahan baku yang berkualitas. Seperti bahan pokok utama tahu, kemudian kacang, sampai sayur-sayurannya.
“Bahan baku diambil dari tempat-tempat yang sejak dulu telah jadi langganan kami,” ujar Kuntari.
Selain itu, bumbunya dibuat sendiri dengan resep turun-temurun.
Untuk menjaga rasa yang konsisten, Kuntari tidak mau kompromi. Bumbu dan kecap dibuat sendiri.
Hal itu telah menjadi warisan keluarga yang terus dilakukan hingga kini.
“Mutu dalam pembuatan (bumbu dan kecap) benar-benar kami jaga agar selalu enak,” katanya. (rfk/lis)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adek