jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan aksi walkout saat menghadiri acara Deklarasi Kampanye Damai yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (23/9). Ada hal yang membuat Presiden Keenam RI itu tak berkenan sehingga memilih walkout.
Menurut Sekretaris Jenderal PD Hinca Panjaitan, ketua umumnya melihat ada pelanggaran kesepakatan dalam Deklarasi Kampanye Damai itu. Padahal, deklarasi itu sekaligus mengawali kampanye Pemilu 2019.
BACA JUGA: Superhero Hingga Gatotkaca Ikut Deklarasi Kampanye Damai
"Baru kira-kira lima menit tadi ikut defile itu, beliau (SBY, red) turun dan walkout meninggalkan barisan. Beliau melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati awalnya," kata Hinca.
Politikus berlatar praktisi hukum itu menjelaskan, aksi walkout SBY itu sebagai bentuk protes PD atas banyaknya atribut partai dalam deklarasi tersebut. Menurut Hinca, keberadaan atribut partai itu jelas menyalahi kesepakatan KPU.
BACA JUGA: Polisi Kerahkan 3.660 Personel Saat Deklarasi Kampanye Damai
Oleh karena itu PD telah melayangkan protes ke KPU. Dampaknya, PD tidak ikut menandatangani kesepakatan deklarasi dan menerbangkan burung merpati sebagai simbol mulainya tahapan kampanye Pemilu 2019.
"Saya telah menulis protes keras kepada Ketua KPU Saudara Arief Budiman dan kepada Ketua Bawaslu Saudara Abhan. Ketua Bawaslu sudah jawab. Katanya, ‘saya sudah ingatkan Pak Arief tadi’,” ungkap Hinca.
BACA JUGA: Sebegini Dana Awal Kampanye Jokowi - Maruf
Hinca berpandangan KPU tidak bersikap tegas atas pelanggaran kesepakatan. Meski demikian partai Pemenang Pemilu 2009 tetap berkomitmen mewujudkan pemilu damai.
"Semangat dan cita-cita kita untuk membuat pemilu damai, Demokrat tetap ada di posisi itu," pungkasnya.(rdw/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan Nomor Urut Capres Diawali Angka 0
Redaktur : Tim Redaksi