Pak Surya Paloh, Please Simak Kegeraman Penggagas CFD Ini

Senin, 05 Desember 2016 – 15:25 WIB
Para penggagas hari bebas kendaraan bermotor atau car free day saat menggelar konferensi pers di Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/12) terkait Aksi 412 yang digelar di Bundaran HI, Minggu (4/12). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Para penggagas hari bebas kendaraan bermotor menyesalkan pernyataan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh yang menyebut aksi Kita Indonesia di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (4/12) lebih penting ketimbang kegiatan yang lebih dikenal dengan sebutan car free day (CFD) itu

Salah satu penggagas CFD, Karya Ersada mengatakan, Surya atas nama kebhinnekaan justru telah melanggar aturan. Karya menyebut bos Media Group itu telah mengecilkan makna CFD. Baca juga: Surya Paloh: Apalah Arti CFD

BACA JUGA: Kapolda Metro Jaya Sebut Penangkapan Rachmawati Cs Sudah Ada Koordinasi

"Surya Paloh menyinggung. Beliau mengecilkan CFD dengan menonjolkan tonjolkan aksi kebhinnekaan. Tapi semua aturan dilanggar atas nama demo Kita Indonesia,” katanya dalam jumpa pers di Gedung Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/12).

Karya pun menyebut Surya tak memahami makna CFD. Sebab, selama ini justru pengagas CFD ingin menjadikan ruas Jalan Sudirman dan MH Thamrin termasuk Bundaran HI sebagai lokasi mempersatukan warga.

BACA JUGA: Bus Dipakai Atribut Partai, Dirut Transjakarta: Pelayanan Publik Harus Netral

"Berkat CFD-lah terwujudnya kebhinnekaan. Setiap minggu, setiap kota melakukan CFD. Ini adalah momen silaturahmi," terang Karya.

Namun, lanjut dia, karena adanya aksi demo yang bernuansa politik maka warga yang biasa menikmati CFD merasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman muncul ketika peserta aksi Kita Indonesia justru membawa atribut partai politiik.

BACA JUGA: Bus Dipakai Untuk Atribut Partai NasDem, Transjakarta Akan Tindak Tegas Operator

"Dan Surya Paloh merampasnya. Padahal 13 tahun lalu Metro TV memberi penghargaan kepada kami (CFD). Kami dapat piagam. Dan hari ini kami tidak sudi," jelas dia.

Aktivis lingkungan dan pegiat jalan kaki ini menekankan, pernyataan Surya menunjukkan mantan politikus Golkar itu tidak mendukung CFD. Karenanya, penggagas CFD menolak piagam penghargaan yang diberikan oleh Metro TV tersebut.

"Kami melakban piagam ini. Kami tuntut Surya Paloh meminta maaf," pungkas Karya.

Sebelumnya, Surya menampik adanya praktek politik yang digelar bersamaan dengan car free day saat kegiatan yang dikenal dengan Aksi 412 itu. Menurut Surya, aksi bertajuk Indonesia Bersatu itu lebih penting karena berkaitan dengan kesatuan bangsa.

"Apalah arti CFD dibandingkan dengan persatuan bangsa. Itu yang saya katakan. Jadi yang mau CFD boleh, mau sedikit menari boleh. Partai berperan dalam sebuah aspek kehidupan kebangsaan, masak partai berperan di DPR saja, apa partai berani duduk saja, tak boleh itu," katanya.(Mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nih Catatan Walhi Jakarta soal Pelanggaran Aksi 412


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler