Pakai Jas, Bupati Belanja di Pasar Tradisional untuk Yakinkan Masyarakat

Selasa, 20 Mei 2014 – 14:56 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat belanja di pasar tradisional Kota Banyuwangi. FOTO: ist

jpnn.com - BANYUWANGI – Satu lagi kebijakan inovatif dilaksanakan oleh Pemkab Banyuwangi, yaitu penataan pasar. Setelah lama menempuh jalan dialog, penataan di pasar kota Banyuwangi berhasil dilakukan. Dulu, pedagang meluber hingga ke jalan raya, saat ini total 1.200 pedagang sudah berjualan di dalam pasar kota dengan tertib.

”Alhamdulillah, kita dialog terbuka. Bahkan nomor handphone kepala dinas terkait kita pasang di baliho agar pedagang bisa langsung protes jika ada yang tak puas. Dulu sebelum saya menjabat bupati, penataan pasar kota ini bentrok. Bahkan ada Satpol PP yang ditusuk,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat berbelanja ke pasar kota Banyuwangi, Selasa (20/5).

BACA JUGA: Perbaikan Jalan Pantura Ditarget Selesai Bulan Depan

Seusai menjadi inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional, Anas langsung berbelanja ke pasar tradisional kota Banyuwangi. Masih mengenakan jas sebagai inspektur upacara, Anas berdialog dengan pedagang pasar dan membeli sejumlah buah lokal. Anas datang bersama Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko dan jajaran pimpinan daerah lain.

”Dengan masuk pasar pakai jas, saya ingin menyampaikan pesan bahwa berbelanja di pasar tradisional itu keren dan nyaman. Tidak perlu bangunan mewah, yang penting pasarnya bersih. Saya ingin semua orang tidak sok gengsi, malu ke pasar. Justru belanja ke pasar tradisional itu keren,” kata Anas.

BACA JUGA: Pupuk Urea Bersubsidi Menghilang di Majalengka

”Momennya saya paskan dengan Hari Kebangkitan Nasional hari ini, sekaligus menandakan tekad kita semua untuk memajukan pasar tradisional dan ekonomi rakyat secara luas,” imbuh Anas.

Menurut Anas, masuknya semua pedagang ke dalam pasar akan sedikit membingungkan konsumen yang dulunya belanja di badan jalan raya. ”Karena itu sekarang sedang digarap peta-peta penunjuk lokasi tempat pedagang biar konsumen mudah menemukan barang yang ingin dicarinya. Saya yakin ke depan dagangan makin laris," ujarnya.

BACA JUGA: Buron 6 Bulan, Terpidana Kasus Penipuan Ditangkap di Kantor Notaris

Pemkab Banyuwangi sendiri telah mempercantik pasar kota Banyuwangi dengan memberi pagar dan pot berisi tanaman-tanaman. ”Saya juga instruksikan pavingisasi lantai pasar, perbaikan atap, dan penambahan tempat sampah,” jelasnya.

Anas menambahkan, berdasarkan survei dari pihak independen tentang perilaku ekonomi masyarakat Banyuwangi diperoleh data bahwa 32 persen masyarakat belanja di pasar tradisional dan 64 persen di toko kelontong. 

Hanya 4 persen yang ke ritel modern. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pembatasan ritel modern yang telah diatur dalam PeraturanBupati. Sedikit ritel modern yang sekarang ada di Banyuwangi izinnya dikeluarkan oleh pemerintahan sebelumnya. ”Senang sekali rasanya Mbok Nah, Mbok Siti, dan Mbok- Mbok lain pedagang pasar terus eksis,” kata Anas.

Kebijakan strategis terkait pengembangan pasar yang ditempuh Anas adalah pemberdayaan para pedagang. Secara berkala dan bergilir, para pedagang dilatih aspek-aspek manajemen bisnis modern. ”Misalnya soal pengelolaan keuangan agar bisa membedakan mana uang hasil dagang dan mana uang yang milik pribadi. Uang usaha harus terpisah, biar jelas kalkulasinya. Kami juga bikin pelatihan manajemen toko, terutama untuk melatih penataan barang atau display biar menarik mata konsumen,” katanya.

Pemberdayaan pasar ini dikeroyok oleh sejumlah dinas terkait, yaitu Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pendapatan Daerah. ”Programnya sinergis dan tidak tumpang-tindih. Ada yang fasilitasi sisi hulunya, ada yang memikirkan aspek hilirnya, ada yang menggarap pemeliharaan infrastruktur pasarnya,” pungkas Anas. (eri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Masih Buru Pelaku Pembocoran Kunci Jawaban Unas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler