Pakai Modus Lama, Feri Dkk Raup Jutaan Rupiah

Kamis, 01 November 2018 – 14:13 WIB
Feri Dkk saat digelandang di Kantor Polisi. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Empat komplotan pembobol ATM asal Lampung yang telah lama menjadi DPO. Yakni, Feriyandi, 28; Joni Suhaimi, 30; Sandi, 29; dan Rusdi Ali, 27 berhasil ditangkap anggota Satreskrim Polresta Sidoarjo. Aksi terakhir mereka lakukan di kawasan Perumahan Puri Surya Jaya, Gedangan. Nah, korbannya adalah Fuina, warga yang tinggal di Cluster Vancouver.

''Mereka komplotan lama, sudah masuk DPO (daftar pencarian orang) di beberapa daerah,'' tutur Kasatreskrim Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris kemarin (31/10).

Fuina menjadi korban pada Minggu (21/10). Dia dijebak pelaku di mesin ATM di sebuah minimarket dekat rumahnya. ''Sebelum korban datang, komplotan melakukan persiapan,'' ujarnya.

Awalnya, mereka mengganjal lubang mesin ATM dengan menggunakan tusuk gigi. Dengan demikian, kartu ATM tidak bisa masuk. Hanya kartu modifikasi yang bisa dimasukkan. ''Mereka berbagi peran. Tiga orang stand by beroperasi di dalam minimarket,'' katanya.

Rusdi tidak ikut ke dalam. Dia menunggu di mobil Toyota Agya nopol B 1268 SIF. Tujuannya, siap-siap kabur setelah mendapatkan hasil. Nah, saat itu Fuina kaget begitu kartu miliknya tidak bisa masuk ke mesin ATM. Komplotan pun mulai beraksi. Feriyandi berpura-pura menawarkan bantuan. Dia meminta kartu ATM milik korban. Dengan cepat, kartu itu diganti dengan kartu modifikasi yang sudah disiapkan. ''Dua pelaku lain berperan mengawasi situasi sekitar,'' kata Harris.

Fuina tidak sadar sedang masuk perangkap. Dia senang karena mesin ATM ternyata dapat masuk. Sejurus kemudian, perempuan 39 tahun itu kembali panik. Sebab, mesin tidak mau memproses nomor PIN yang dimasukkan. ''Jelas tidak bisa karena bukan kartu asli,'' ungkapnya.

Feriyandi lantas meminta Fuina mengeluarkan kartu. Korban menurut. Fuina yang panik lantas meninggalkan lokasi. ''Diarahkan pelaku untuk melakukan pemblokiran di bank. Orang panik menurut saja,'' katanya.

Begitu korban keluar minimarket, kartu ATM asli milik Fuina langsung dipakai. Upaya itu tidak sulit. Dua pelaku lain sempat melirik nomor PIN yang dimasukkan korban. Lantas, komplotan tersebut menguras uang Rp 24 juta dari rekening milik korban.

Fuina baru sadar menjadi korban kejahatan saat M-Banking memberikan pemberitahuan adanya penarikan uang. Dia kembali ke minimarket. Namun, sindikat pelaku sudah menghilang. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polisi.

Unit Resmob Polresta Sidoarjo mendapat petunjuk setelah melakukan penyelidikan beberapa hari. Tempat persembunyian komplotan tersebut ditemukan. ''Di sini baru semingguan. Mereka tinggal di sebuah penginapan,'' ucapnya.

Modus yang dijalankan para pelaku sebenarnya bukan barang baru. Sudah beberapa kali terungkap. Karena itu, pihaknya meminta warga untuk selalu waspada. Jika mendapati kartu ATM tidak bisa masuk ke mesin, silakan pergi saja. Lalu, cari mesin lain yang berfungsi normal. ''Jangan mau kalau ada yang menawarkan bantuan,'' ungkapnya.

Sementara itu, Feriyandi yang menjadi pimpinan sindikat mengatakan bahwa modus kejahatan pembobolan saldo tersebut dipelajari dari internet. Dia mengatakan baru beraksi dalam enam bulan terakhir. ''Hasilnya kami bagi rata dengan yang lain,'' katanya. (edi/c15/hud) 

BACA JUGA: Pria Ini Sudah 18 Kali Berhasil Bobol ATM

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibantu Tetangga, Ibu Muda Kuras Isi ATM Pedagang Rp 91 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler